PR TASIKMALAYA - Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno mengungkapkan bahwa pihak Istana dan Presiden Joko Widodo tidak akan membalas surat yang dikirim Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
"Jadi kami sudah menerima surat itu. Kami rasa tidak perlu menjawab surat tersebut," kata Pratikno di Jakarta, Kamis, 4 Februari 2021 sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Antara.
Dalam kesempatan tersebut, Pratikno menyebut bahwa pihak Istana sudah menerima surat AHY yang disampaikan langsung oleh Sekjen Partai Demokrat.
"Kami sudah menerima surat dari Pak AHY yang ditujukan kepada Bapak Presiden diantar langsung Pak Sekjen Partai Demokrat," tambah Pratikno.
Adapun menurut Pratikno, alasan Presiden Jokowi tidak akan membalas surat tersebut lantaran menurutnya apa yang terjadi di Partai Demokrat sudah diatur dalam Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) partai.
"Karena itu adalah perihal dinamika internal partai, itu perihal rumah tangga internal Partai Demokrat yang semua sudah diatur di AD/ART Partai Demokrat, itu saja," ungkap Pratikno.
Diketahui sebelumnya pada Senin, 3 Februari 2021, Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko menjadi salah satu pihak istana yang terlibat dalam upaya menggulingkan (kudeta) posisi AHY sebagai Ketua Umum Partai Demokrat.
Atas hal tersebut, AHY kemudian melayangkan surat ke Presiden Jokowi atas dugaan kudeta tersebut.
Adapun Moeldoko, sebagai pihak yang disebut-sebut sebagai aktor di balik Gerakan tersebut tidak membantah pernah bertemu dengan sejumlah kader dan bekas petinggi Demokrat namun ia tidak pernah berniat untuk melakukan kudeta di tubuh partai Demokrat.
Baca Juga: Akun Twitter Susi Pudjiastuti Diserang 'Netizen', Sudjiwo Tedjo: Belum Tentu dari Pihak Istana
"Saya ini orang luar, tidak punya hak apa-apa gitu loh, yang punya hak kan mereka di dalam. Apa urusannya? Tidak ada urusannya, 'wong' saya orang luar," kata Moeldoko pada Senin 3 Februari 2021.
Moeldoko mengaku juga menghormati pendiri partai Demokrat sekaligus Presiden ke-6 RI Soesilo Bambang Yudhoyono.
"Saya ini siapa sih? Saya ini apa? Biasa-biasa saja. Di Demokrat ada pak SBY, ada putranya mas AHY, apalagi kemarin dipilih secara aklamasi," ungkapnya.
"Kenapa mesti takut ya? Kenapa mesti menanggapi seperti itu? Biasa-biasa saja begitu. Jadi dinamika dalam sebuah apa partai politik itu biasa," sambung Moeldoko. ***