PR TASIKMALAYA - Kementerian Pertanian (Kementan) mengembangkan pertanian hortikultura lahan kering yang disebut Proyek Pengembangan Hortikultura Lahan Kering (HDDAP) di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
Penjabat Bupati Lumajang, Indah Wahyuni dalam pernyataan tertulis yang diterima di Lumajang pada hari Selasa menyatakan antusiasme dalam mengorganisir proyek pengembangan hortikultura pertanian di lahan kering untuk meningkatkan sektor pertanian di distrik lokal.
"Kami memberikan apresiasi kepada upaya Kementan dengan harapan dapat memperkuat ketahanan pangan Kabupaten Lumajang," katanya dikutip dari ANTARA.
Pemerintah Kabupaten Lumajang menyambut baik apa yang akan dilakukan Kementan dan berharap proyek tersebut dapat membantu irigasi dan melalui program ini beliau bisa swasembada pangan.
Baca Juga: Dorong Petani Muda untuk Jadi Trda Terdepan Pembangunan Pertanian, Kementan Fasilitasi Agripreneur
Program ini akan berfokus pada pengembangan tiga komoditas hortikultura di Lumajang yaitu pisang, manggis, dan kentang.
Tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan kualitas budidaya dan pengolahan hasil, serta memperluas akses pasar dan potensi ekspor yang akan berdampak positif terhadap perekonomian masyarakat dan pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut.
Program HDDAP (Hutan Desa dan Daerah Penyangga) memberikan bantuan menyeluruh kepada petani di wilayah tersebut termasuk bibit, teknik budi daya dan pemasaran.
Project Manager HDDAP Lumajang Ircham Ritadi menjelaskan, Kabupaten Lumajang terpilih menjadi pilot project dari 13 kabupaten dan kota terpilih untuk mengembangkan pertanian hortikultura lahan kering.
Proyek tersebut akan menitikberatkan pada pengelolaan lahan kering dengan prinsip konservasi tanah dan air. Tujuannya adalah mencegah degradasi lahan agar lahan tetap produktif dan tidak rusak.
Baca Juga: Hoaks atau Fakta: Surya Paloh Jadi Tersangka Korupsi di Kementan
Kepala Dinas Keamanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Lumajang Hairil Diani mengatakan program HDDAP Kementerian Pertanian akan fokus pada tiga subzona yakni Senduro, Pasrujambe dan Gucialit, dengan total lahan tersedia untuk dikembangkan sebesar 811 hektar.***(Evi Mutmainah)