Aming mengungkapkan, ada dua pilihan sulit dalam menghadapi keterpurukan usaha transportasi akibat dampak wabah Covid-19, yatu antara mengorbankan aset perusahaan atau menyelamatkan SDM.
"Saya putuskan menyelamatkan SDM dan mengorbankan aset. Bagi saya SDM lebih penting ketimbang aset. Sudah tidak terhitung tenaga dan keringat karyawan saya membesarkan PO Primajasa Group ini," ujar Aming.
Baca Juga: Dampak Penundaan Ibadah Haji 2020, Daftar Tunggu Haji di Kabupaten Tasikmalaya Jadi 17 Tahun
Ia menyebutkan, jumlah armada PO Primajasa Group saat ini sekitar 1.500 unit, dengan melayani sejumlah trayek AKAP dan AKDP dengan basis di wilayah provinsi DKI Jakarta, Jabar dan Banten.
"Dari jumlah tersebut, selama pandemi Covid-19 tak satupun yang kita operasikan. Bahkan waktu ada kelonggaran dari kemenhub, saya tidak mengoperasikan satupun bus yang ada," katanya.
Hal itu lanjut dia, karena pihaknya lebih mementingkan kepentingan masyarakat secara umum dari pada kepentingan perusahaan.
Baca Juga: Aksi Unjuk Rasa Kian Memanas, Polisi AS Tembak Mati Pria Kulit Hitam
"Saya lebih menyelamatkan masyarakat secara umum. Saya tidak mau bus saya dijadikan fasilitas oleh Covid-19 untuk menyebarkan virus," ujar Aming.***