"Sepi sekarang mah. Biasa tahun lalu ada ratusan pemudik yang mampir, sekarang nol," kata dia.
Salah seorang pedagang makanan lainnya, Agus (46) mengatakan, momen Lebaran kali ini penghasilannya menurun lebih dari 90 persen. Sepinya arus lalu lintas berujung pada menurunnya pelanggan yang datang ke warung nasinya.
Baca Juga: Longgarkan Kebijakan Lockdown, Arab Saudi akan Cabut Jam Malam, Makkah Dikecualikan
Ia menyebutkan, pada momen Lebaran tahun-tahun sebelumnya, keuntungan yang didapat bisa lebih dari Rp 5 juta. Sementara kali ini, keuntungan Rp 500.000 pun belum ia dapati.
"Tahun lalu saya juga sampai capek ngelayanin yang beli. Tahun ini mah santai karena sedikit pembelinya. Paling parah sekarang sepinya," kata lelaki yang sudah 20 tahun berjualan di Jalur Gentong itu.
Bahkan ujar dia, dibanding dengan hari hari biasa-pun pendapatan pada momen Lebaran kali ini lebih kecil dibandingkan pendapatan pada hari-hari biasa di jalur itu.
Baca Juga: Jutaan Orang Pulang Kampung, Kasus Covid-19 di India Meningkat
Menurutnya, pada hari biasa masih banyak kendaraan barang seperti truk dan kontainer yang melintas dan mampir ke warungnya. Namun, saat ini tak ada truk atau kontainer yang melintas.
"Mending hari biasa. Kalau hari biasa ada truk dan kontainer, tapi kan sekarang belum beroperasi," kata dia.
Menurut dia, sepinya jalur gentong telah terjadi sejak awal Ramadhan. Menjelang Lebaran, arus lalu lintas yang biasanya ramai justru bertambah sepi. Alhasil, tak bayak yang bisa diharapkan oleh Agus.