Berjuang Tangani Covid-19, Kartini Masa Kini Itu Bernama Nining

- 21 April 2020, 19:20 WIB
Nining, Kartini Masa Kini dari RSUD Kota Tasikmalaya.*
Nining, Kartini Masa Kini dari RSUD Kota Tasikmalaya.* /Asep MS

PIKIRAN RAKYAT - Tanggal 21 April merupakan Hari Kartini yang selalu diperingati masyarakat di Indonesia. Sosok Kartini, merupakan figur  emansipasi wanita di Indonesia yang berkontribusi penuh bagi negara dan masyarakat, khususnya kaum perempuan.

Sosok kartini masa kini, banyak ditemukan di Indonesia termasuk di tengah pandemi Covid-19 saat ini. Salahsatunya sejumlah perempuan yang berprofesi sebagai tenaga medis, yang terus berjuang di garda terdepan dalam menyelamatkan nyawa manusia khususnya yang terkena wabah virus corona.

Nining (40), seorang perempuan yang kini bertugas sebagai tenaga medis di Rumah Sakit Umum Dokter Soekardjo Kota Tasikmalaya sangat layak sebagai sosok Kartini masa kini. Ditengah-tengah wabah covid -19, Nining terus berjuang menyembuhkan sejumlah pasien yang terpapar Covid-19, baik yang berstatus ODP, PDP dan Pasien Positif Covid-19.

Baca Juga: Cek Fakta: Benarkah 24 Pasien Positif Covid-19 Kabur dari Puskesmas Tanjung Priok?

Tak hanya melakukan penanganan secara medis, Nining selalu merasakan apa yang dirasakan pasien yang dirawatnya, sehingga disaat para pasien terisolir, dengan sosok keibuannya terus mencoba menguatkan pasien untuk tetap tegar dan kuat menghadapi Virus Corona.

"Saya selalu memotivasi para pasien, bahwa penyakit covid-19 ini tidak selalu berujung dengan tidak baik, karena penyakit ini bisa disembuhkan," kata Nining, saat ditemui di Ruangan Perawat Isolasi Rumah Sakit Umum Dokter Soekardjo Kota Tasikmalaya, Selasa 21 April 2020 pagi.

Sosok Kartini yang berada di diri Nining tak hanya dia perlihatkan selama dia bertugas. Dilingkungan keluarganya pun  Nining terkenal sebagai sosok ibu dan istri yang sangat memperhatikan keluarganya. Termasuk ketika dirinya pulang kerumah usai mengabdi di rumah sakit, Nining selalu sadar dirinya setelah merawat para pasien Covid-19 yang sangat rentan untuk menular.

Baca Juga: Cek Fakta: Viral Video Trump Tower New York Terbakar, Berikut Kebenarannya

"Di lingkungan keluarga, meskipun anak saya sudah berusia dewasa dan suaminya juga bekerja di bidang kesehatan, saya tetap memperhatikan mereka sehingga lebih memilih banyak berdiam di Rumah Sakit demi kemanan keluarga," katanya.

Bahkan sebagai rasa tanggung jawabnya, jika pulang ke rumah pun, Nining memilih untuk berdiam diri di dalam rumah karena khawatir di lingkungan masyarakat banyak anak-anak, yang rentan  tertular virus.

"Meskipun anak saya sudah besar dan suami saya kerja di bidang kesehatan juga, saya tetap khawatirkan mereka. Makanya selama fandemi covid ini saya lebih memilih untuk banyak diam di rumah sakit, karena saya sadar agar tidak menyebarkan virus. Apalagi dilingkungan rumah banyak anak-anak yang rentan sekali tertular virus," ucap Nining.

Baca Juga: PSBB Bandung Raya Mulai Diberlakukan, Pastikan Anda Selalu Membawa ID Card

Namun demikian Nining mengaku, selama merawat pasien Covid-19 tidak ada rasa takut yang menghantui dirinya. Karena selama bertugas, Nining selalu menjalankan Standar Operasional Prosedur (SOP) memakai Alat Pelindung Diri (APD) baju Hazmat lengkap. Meski APD ini membuat tubuh Nining bercucuran keringat karena tidak ada ruang untuk udara yang masuk, tetapi tetap  dia pakai agar bakteri tidak masuk ke tubuh.

"Saya tidak takut merawat pasien Covid-19, karena kan memakai APD lengkap dan menjalankan Standar Operasional Prosedur. Walaupun sebetulnya perjuangan memakai baju APD ini sangat berat, kan tidak ada udara yang masuk, jadi setiap bertugas selalu bercucuran keringat. Setelah keluar dari ruangan isolasi juga disterilkan oleh petugas yang menyemprot disinfektan," kata Nining.

Sementara itu, Wakil Direktur Umum (Wadirum) Rumah Sakit Umum Dokter Soekardjo Kota Tasikmalaya Deni Diyana mengapresiasi kinerja para perawat wanita yang tangguh berjuang melawan Covid-19 di Kota Tasikmalaya.

Baca Juga: Cek Fakta: Benarkah 24 Pasien Positif Covid-19 Kabur dari Puskesmas Tanjung Priok?

Sehingga sudah terjadi keseteraan gender, mereka para perempuan bekerja mengerjakan tugas sama halnya dengan perawat laki-laki. Menurutnya, para tenaga medis khususunya perempuan ini layak mendapat julukan Kartini masa kini, karena sudah berjuang bak pahlawan merawat para pasien yang terpapar Virus Corona.

"Saya sangat apresiasi, di tengah pandemi Covid-19 ini banyak para kaum ibu yang gigih untuk memerangi Virus Corona, sehingga ada keseteraan gender dengan para perawat laki-laki. Saya mewakili jajaran direksi RSUD Dokter Soekardjo tak henti-hentinya berterima kasih kepada mereka," kata Deni.*** 

Editor: Gugum Rachmat Gumilar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x