Terkait Hasil Test Swab PDP Meninggal Dunia, Pemkab Tasikmalaya Dinilai Lamban Beri Kejelasan

- 30 Maret 2020, 19:50 WIB
lustrasi pemakaman jenazah pasien dalam pengawasan (PDP) COVID-19 dengan standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yakni membungkusnya menggunakan plastik.*
lustrasi pemakaman jenazah pasien dalam pengawasan (PDP) COVID-19 dengan standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yakni membungkusnya menggunakan plastik.* /ANTARA/

PIKIRAN RAKYAT - Masyarakat dan pemerintahan Desa Cibatuireng, Kecamatan Karangnunggal, Kabupaten Tasikmalaya kini mulai resah dan was-was.

Hal itu karena hingga lima hari berselang, Pemkab Tasikmalaya belum juga mengeluarkan hasil pemeriksaan uji Swab Tenggorokan salah satu warganya yang masuk ke dalam status Pasien Dalam Pengawasan (PDP) yang meninggal di RSUD SMC beberapa waktu lalu.

Bahkan, 11 orang anggota keluarga PDP yang telah meninggal tersebut, dinyatakan masuk ke dalam status Orang Dalam Pemantauan (ODP).

Baca Juga: Sempat Ikut Musda se-Jabar di Karawang, 10 Anggota HIPMI Kabupaten Tasikmalaya Negatif Covid-19

Sehingga, bertambah berat beban mental dan psikis keluarga, maupun masyarakat Desa Cibatuireng yang khawatir wabah Covid-19 bakal menyebar di desa mereka.

"Jadi sampai saat ini, baik masyarakat maupun pemerintah Desa Cibatuireng masih menunggu kepastian dari tim gugus tugas percepatan penanganan Covid-19 Kabupaten Tasikmalaya.

"Belum juga ada hasilnya, padahal pasien meninggal pada 24 Meret lalu," jelas Kepala Desa Cibatuireng, Kecamatan Karangnunggal, Jajang Syihabudin, Senin 30 Maret 2020.

Baca Juga: Bentuk Perhatian untuk Para Pemain Persib Bandung, Robert Tak Henti Ingatkan agar Tetap di Rumah

Jajang menuturkan, masyarakat dan pemerintah desa sudah resah dan cemas, mereka khawatir jika ternyata hasilnya satu warga PDP asal Desa Cibatuireng yang meninggal tersebut ternyata akibat positif Covid-19.

Pada akhirnya, pemerintah desa hanya bisa menghimbau masyarakat untuk tidak beraktivitas keluar rumah. Kondisi sosial disana juga kini kurang baik, sebab anggota keluarga PDP yang meninggal tersebut kini cenderung merasa dikucilkan oleh masyarakat lainnya.

Baca Juga: Beri Rasa Aman pada Warga, Polres Tasikmalaya Kota Semprotkan 6.000 Liter Disinfektan di Kawalu

"Termasuk, masyarakat di luar Kecamatan Karangnunggal, khususnya orang Tasela (Tasik Selatan) sudah mencap bahwa Kecamatan Karangnunggal khususnya Desa Cibatuireng masuk zona merah. Hal itu karena sudah ada pasien yang meninggal diduga karena virus corona," terang Jajang. 

Kini, Pemerintah Desa Cibatuireng berharap, pemerintah daerah segera mempublikasikan hasil uji swab tenggorokan atau positif negatifnya warga PDP yang meninggal dunia tersebut, agar masyarakat bisa tenang.

Baca Juga: Cek Fakta: Benarkah Seorang Bayi yang Baru Lahir Sebut Konsumsi Telur Rebus Bisa Tangkal Covid-19?

Meski besar harapan jika satu warganya yang meninggal ketika statusnya PDP, hasilnya negatif covid-19. Sehingga masyarakat bisa tenang serta keluarga pasien tersebut tidak dibebani beban mental sosial dari masyarakat.

"Kami hanya butuh kejelasan. Kalau hasilnya negatif, kita bersyukur. Dan Pemerintah Desa Cibatuireng akan langsung mengklarifikasi kepada masyarakat bahwa satu warga PDP yang diduga Covid-19, hasilnya negatif," tegasnya.

Baca Juga: Masa Isolasi Covid-19 Masuki Hari ke Tiga, Wander Luiz Beri Kabar Baik

Jajang menambahkan, bahwa kini ada 11 orang terdekat yang masih dalam satu keluarga PDP yang meninggal tersebut ditetapkan sebagai Orang Dalam Pemantauan (ODP). Pasalnya, mereka melakukan kontak langsung pada PDP yang meninggal tersebut..

Ketika nanti hasilnya negatif, maka dikatakan Jajang, otomatis ke 11 orang ini lepas dari status ODP. Sehingga diminta agar masyarakat lainnya tidak mengucilkan atau menjauhi keluarga tersebut.

Baca Juga: Upaya Pencegahan Penyebaran Covid-19, PT KAI Daop 2 Kembali Kurangi Perjalanan Kereta Api

"Sepengetahuan kami, jika PDP yang meninggal sebelumnya punya riwayat penyakit gejala tipes dan mempunyai penyakit jantung. Penyakitnya tersebut kemungkinan tidak terdeteksi oleh medis," tambahnya.

Karena waktunya bersamaan dengan pandemi corona, maka ketika PDP yang meninggan dunia pulang dari Jakarta yang masuk zona merah penyebaran Covid-19, maka disangkut pautkan meninggalnya akibat virus corona, termasuk menyandangkan status PDP padanya.

Halaman:

Editor: Tyas Siti Gantina


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x