Pemudik yang Abaikan Virus Corona Mulai Berdatangan, Tim Gabungan Tasikmalaya Berjaga di Perbatasan

- 27 Maret 2020, 21:14 WIB
Tim gabungan mendirikan posko pemantauan kendaraan guna memeriksa pendatang di wilayah perbatasan pintu masuk ke kecamatan Bojonggambir, Jumat 27 Maret 2020.
Tim gabungan mendirikan posko pemantauan kendaraan guna memeriksa pendatang di wilayah perbatasan pintu masuk ke kecamatan Bojonggambir, Jumat 27 Maret 2020. /ARIS MF

PIKIRAN RAKYAT- Gelombang warga yang pulang kampung ke sejumlah daerah di Kabupaten Tasikmalaya mulai terjadi dalam beberapa hari terakhir ini. Mereka mengabaikan imbauan pemerintah untuk tidak mudik atau pulang kampung guna tidak memperluas penyebaran virus corona atau covid-19.

Kondisi ini mulai dirasakan di wilayah Kecamatan Bojongambir, Kabupaten Tasikmalaya. Setiap harinya, mobilitas warga pemudik dari sejumlah kota di Jabotabek dan Bandung mulai terdeteksi memasuki Bojonggambir. Mereka masuk dengan berbagai kendaraan mulai angkutan umum, angkutan pribadi roda empat, dan sepeda motor.

Fenomena inipun dengan cepat ditangkap Polsek Bojonggambir, Koramil 1221/Taraju, UPT Puskesmas Bojonggambir, BPBD Bojonggambir dan pemerintah setempat. Hingga dalam dua hari ini, tim gabungan tersebut mendirikan posko pemantauan kendaraan dan pendatang di wilayah perbatasan pintu masuk ke kecamatan Bojonggambir, Jumat 27 Maret 2020.

Baca Juga: Prihatin Langkanya APD untuk Tenaga Medis, Persatuan Tenis Meja pun Ambil Tindakan

Danramil 1221/Taraju Kapten Czi Rohadi menjelaskan, pihaknya bersama Polsek Bojonggambir, UPT Puskesmas, BPBD dan pemerintah kecamatan setempat melakukan antisipasi pencegahan penyebaran virus corona di wilayah perbatasan. Upaya ini dilakukan dengan memeriksa setiap kendaraan berserta penumpangnya.

"Setiap kendaraan kita hentikan dan disemprot cairan desinfektan. Penumpangnya kita periksa identitas dan suhu tubuh mereka," jelas Rohadi.

Setiap harinnya petugas menemukan warga yang pulang kampung ke Bojonggambir dari beberapa daerah di Jabotabek. Mereka pun diminta untuk melakukan isolasi mandiri selama 14 hari kedepan, sembari segera memeriksaan kesehatan ke Puskesmas jika mengalami gejala seperti batuk, sesak nafas dan demam.

Baca Juga: Aturan Baru di Singapura, Jarak Duduk Kurang dari 1 Meter Bisa Didenda dan Dipenjara

Kapolsek Bojonggambir Iptu Uu Mahtum mengatakan, tim gabungan ini melakukan pemantauan selama 24 jam karena mobilitas warga yang tidak bisa diprediksi. Pihaknya pun menghimbau agar para pemudik segera melaporkan kedatangannya ke petugas RT atau pemerintah desa.

"Begitu pula petugas RT dan pemerintah desa, untuk selalu mendata seluruh warganya   terutama yang pulang kampung dari jona merah," jelas dia. 

Di kecamatan Bojonggambir sendiri ada 10 desa dan 3 desa diantarnya sangat rawan dan sulit terpantau jalur askes masuknya. Ketiga desa ini yakni Wandasari, Bojongkapol dan Cempakasari, pasalnya akses mobilitas warga lebih dekat ke Kabupaten Garut.

Baca Juga: Mengenal Kepribadian dari Bulan Lahir, Bagian Kedua: Juli-Desember

Petugas pun telah melakukan penyemprotan desinfektan ke sejulah lokasi umum, tempat ibadah, pasar, kantor pemerintahan dan permukiman warga. Upaya ini tentunya guna mencegah penyebaran virus corona.

Akan tetapi petugas dilapangan kini mengeluhkan minimnya Alat Pelindung Diri (APD) bahkan maskes sekalipun. Pasalnya mereka bekerja menyemprot tampa pengamanan standar.

"Kita di lapangan sebagai garda terdepan tetapi belum dilengkapi APD yang standar. Seperti masker, sarung tangan apalagi baju pelindung," jelas Korlap BPBD Kecamatan Bojonggambir, Joharudin.***

Editor: Gugum Rachmat Gumilar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x