Network
/photo/2020/03/26/2438077710.jpg)
"Jadi sekali lagi bukan untuk pasien Pasien Dalam Pengawasan (PDP) atau yang positif Covid 19," ujarnya.
Menurutnya, lokasi yang dipilih Pemkot Tasikmalaya, dirasa sudah memenuhi syarat karena jauh dari pemukiman kalau hanya untuk pasien ODP. Adapun untuk pasien PDP, apalagi positif ada persyaratan lainnya yang harus dipenuhi yakni ruangan yang akan digunakan pasien.
Baca Juga: Virus Corona, Uu Ruzhanul Ulum Bicara Mudarat Warga yang Tak Disiplin
"Untuk pasien PDP apalagi positif, selain harus jauh dari penduduk, limbah pun harus diolah. Bukan hanya limbah rumah sakitnya saja, tetapi limbah airnya seperti limbah air mandinya, air kencing, BAB dan lainnya tidak boleh dibuang ke sungai atau yang akan mengalir ke masyarakat," katanya.
"Sehingga saya meminta ke Kementerian PUPR untuk membuat IPAL dan sudah disetujui oleh PUPR," tuturnya menambahkan.
Dikatakan politisi PPP tersebut, tidak hanya itu, ruangan yang akan digunakan juga harus bertekanan rendah. Sehingga harus dibuatkan salurannya atau AC, yang memang membuat ruangan itu tekanannya negatif atau rendah. Tapi itu juga tentunya akan menemui kendala, karena harus dilakukan dalam waktu yang singkat dan terbentur anggaran serta waktu.
Baca Juga: Antisipasi Penambahan PDP Virus Corona, Pemkab Sukabumi Siapkan 100 Kamar Isolasi
"Dari berbagai pertimbangan itu, akhirnya pemerintah memutuskan bahwa gedung Rusunawa hanya akan digunakan untuk ODP, bukan untuk PDP apalagi positif," tuturnya.
Ditambahkan dia, untuk ODP ringan tidak harus ditempatkan di gedung itu karena cukup dengan di rumahkan saja. Karena untuk ODP ringan hanya cukup dengan perbanyak istirahat dan mengkonsumsi makanan yang bergizi.
Adapun yang akan ditempatkan di gedung itu, untuk ODP yang benar-benar dipantau dan dipastikan harus berada di tempat. "Karena hasil dari monitoring, ternyata di Kota Tasikmalaya masih ada ODP yang malah berkeliaran atau jalan-jalan. Padahal harusnya diisolasi atau memastikan tidak kemana-mana," katanya.***
