Tak Terlirik Pemerintah untuk Dapat Program Bedah Rumah, Tujuh Jiwa Hidup di Gubuk Sempit yang Nyaris Roboh

- 23 Februari 2020, 19:14 WIB
Gubuk reyot milik Holidin yang nyaris roboh di Kampung Pasir Manggu RT 06 RW 04, Desa Kertaraharja, Kecamatan Taraju, Kabupaten Tasikmalaya.*
Gubuk reyot milik Holidin yang nyaris roboh di Kampung Pasir Manggu RT 06 RW 04, Desa Kertaraharja, Kecamatan Taraju, Kabupaten Tasikmalaya.* //KP/ ARIS MF

PIKIRAN RAKYAT - Sebanyak tujuh jiwa dalam satu anggota keluarga hidup dalam sebuah rumah gubuk sempit dan nyaris roboh di Kampung Pasir Manggu RT 06 RW 04, Desa Kertaraharja, Kecamatan Taraju, Kabupaten Tasikmalaya.

Tidak hanya membahayakan jiwa para penghuninya, kondisi rumah yang sudah lapuk termakan usia ini juga dinilai tidak sehat untuk ditempati.

Pasalnya, setiap kali hujan turun, maka dipastikan bagian rumah mengalami bocor-bocor. Tidak ada bagian rumah yang aman untuk bernaung, apalagi bagi seorang bayi yang baru saja dilahirkan beberapa hari lalu.

Baca Juga: Berniat Liburan, Tujuh Pegawai BKN Tenggelam saat Naiki Perahu Motor di Perairan Aceh Besar

Rumah tersebut merupakan milik, Holidin (66) dan istrinya Rukoyah (63). Selain mereka berdua, tinggal juga di gubuk ini, Aas (23) dan Lilis (20) anak dan menantu Holidin.

Aas dan Lilis juga memiliki dua anak yang masih berusia 2 tahun dan bayi berusia 2 hari. Bayi inipun beruntung bisa melahirkan secara normal meski hanya dibantu tenaga dukun beranak atau paraji.

Satu orang lagi, Nurjanah (17), putri bungsu Holidin yang kembali menumpang di gubuk tersebut setelah suaminya meninggal dunia satu tahun lalu.

Baca Juga: Hadiri Laga Uji Coba Timnas Indonesia Lawan Persita Tangerang, Ketua PSSI Titipkan Pesan pada Pelatih Shin Tae-yong

"Kami semua jumlahnya 7 jiwa. Termasuk seorang bayi yang baru saja dilahirkan kemarin," jelas Holidin, Minggu 23 februari 2020.

Rumah panggung berukuran 7x5 meter ini hanya berdinding bilik bambu dan atap daun pohon rumbia (hateup kiray) serta injuk.

Di dalamnya tidak ada sekat pembatas antar ruangan. Meski pun ada bekas dua kamar tidur, namun kini dinding biliknya telah bolong.

Gubuk reyot milik Holidin yang nyaris roboh di Kampung Pasir Manggu RT 06 RW 04, Desa Kertaraharja, Kecamatan Taraju, Kabupaten Tasikmalaya.*
Gubuk reyot milik Holidin yang nyaris roboh di Kampung Pasir Manggu RT 06 RW 04, Desa Kertaraharja, Kecamatan Taraju, Kabupaten Tasikmalaya.* /KP/ ARIS MF


Holidin bukan tanpa keinginan meperbaiki rumahnya agar lebih layak huni. Akan tetapi apa bisa diperbuat, sejak ia mengalami penyakit sesak pernapasan, dirinya pun sama sekali tidak bisa bekerja.

Sehingga hanya mendalkan istrinya dan sang anak, Aas. Walau keduaya pun hanya berprofesi buruh tani serabutan, jadi hanya bekerja jika ada yang memerlukan jasa keduanya.

"Dulu bekerja buruh tani kasar, tapi sekarang sudah tidak kuat. Sehingga mengandalkan istri dan anak saya. Meskipun keduanya sama bekerja buruh tani serabutan," jelas Holidin.

Baca Juga: Alat CT Scan di RSUD Kota Tasikmalaya Alami Kerusakan, DPRD Minta Cepat Diperbaiki demi Kepentingan Pasien

Untuk makan sehari-hari, keluarga inipun hanya mengandalkan Rokayah dan Aas. Masih beruntung setiap sebulan sekali mereka menerima BPNT (Bantuan Pangan Non Tunai), sehingga memiliki beras dan bisa makan dengan telor. Lebih sering mereka cukup makan dengan ikan asin dan lalap dari kebun. 

Lokasi rumah sebenarnya tidak terlalu jauh dari jalan utama Taraju. Bahkan dari kantor Desa Kertaraharja hanya berjarak kurang dari 1 KM.

Akan tetapi seolah luput dari mata, rumah keluarga ini tidak pernah mendapatkan perbaikan renovasi seperti rumah lainnya.

Baca Juga: Pererat Silaturahmi, Puluhan Musisi Senior se-Jawa Barat Hadiri Tjlkapondoeng Antiques and Artis Market

Sementara itu, Kepala Desa Kertaraharja Addy membenarkan jika kekuarga Holidin merupakan salah satu dari warganya yang masuk tidak mampu dan memerlukan bantuan bedah rumah.

Halaman:

Editor: Tyas Siti Gantina


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x