Siapkan 'Hijrahnya' Anak Punk Menjadi Santri, Uu: Ngamen dan Main Boleh Asal Pulang Lagi ke Asrama

- 22 Februari 2020, 11:04 WIB
WAKIL Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum mengatakan, melalui Ajengan Masuk Sekolah, akan lahir siswa dengan ketakwaan yang hebat.*
WAKIL Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum mengatakan, melalui Ajengan Masuk Sekolah, akan lahir siswa dengan ketakwaan yang hebat.* /DOK. HUMAS JABAR/


PIKIRAN RAKYAT - Guna penanganan keberadaan anak punk di Jawa Barat termasuk di Kota Tasikmalaya, Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum mengaku pihaknya memiliki asrama pesantren tempat penampungan warga jalanan yang lebih dikenal anak Punk untuk dibina menjadi santri.

Uu menilai, keberadaan anak Punk yang tersebar di jalanan diberbagai kota dan kabupaten di Jawa Barat tersebut membutuhkan pembinaan dan perhatian serius dari pemerintah supaya kehidupannya bisa terarahkan ke hal yang bersifat  positif.

"Awalnya saya lihat banyak anak punk di Jawa Barat yang berada di jalanan memakai sarung dan peci. Setelah saya tanya langsung ternyata mereka mengaku anak punk yang mau hijrah dan mereka butuh pembinaan. Saya pun berinisiatif menyediakan semacam asrama atau tempat tinggal mereka di pesantren Yayasan Ar Ruzhan Pondok Pesantren Miftahul Huda di Manonjaya," jelas Uu kepada wartawan saat melakukan kunjungan ke kota Tasikmalaya beberapa waktu lalu.

Baca Juga: Novel The Eyes Of Darkness di Tahun 1981 Telah Meramalkan Kejadian Virus Corona Wuhan, Simak Faktanya

Uu menambahkan, dalam proses pembinaannya, pihaknya tidak mengekang mereka untuk tidak bekerja sebagai pengamen atau pekerja seni di jalanan.

"Mereka kita fokuskan untuk difasilitasi tempat tinggal berkumpul di asrama lingkungan pesantren. Andaikan mereka ingin dibebaskan untuk bekerja menjadi pengamen ya silahkan saja, namun saat pulangnya ditampung di asrama pesantren tersebut," kata Uu.

Malam harinya lanjut Uu, saat mereka di asrama pesantren, mereka dibimbing untuk mengikuti pelajaran agama di pesantren tersebut.

"Jadi, mereka akan terbimbing kehidupannya meski tak melepaskan identitas mereka sebagai anak Punk," tambah Uu.

Kedepannya, Uu berharap, akan muncul yayasan-yayasan lain yang menyediakan rumah singgah bagi anak Punk di berbagai daerah Jawa Barat.

Baca Juga: Update Terkini Siswa SMPN 1 Turi Sleman yang Hanyut, 7 Meninggal dan 3 Orang Belum Ditemukan

Yayasan itu akan bekerjasama dengan Dinas Sosial Pemerintah Daerah setempat untuk sumber anggaran pembinaan anak punk tersebut.

Program ini pun diyakini Uu, akan mampu meminimalisasi anak Punk di Jawa Barat dengan stigma negatif.

"Saya akan koordinasikan ke seluruh daerah di Jawa Barat supaya Dinas Sosialnya bekerjasama dengan yayasan untuk menyediakan rumah sianggah anak Punk. Jadi, nantinya prosesnya, ngamen mangga, keluar mangga, tapi berangkat dan pulang harus ke asrama.

"Di jalanan pun mereka ditekankan agar tidak sampai mengganggu ketertiban. Lantas saat mereka di pesantren diberikan pendidikan keagamaan," ungkapnya.

Uu pun meminta kepada anak-anak punk di Jawa Barat supaya tidak segan-segan  datang ke asrama sebagai rumah singgah yang telah disediakan.

Baca Juga: Ikuti Tren Kekinian, Simak Cara Mengubah Situs Web Menjadi Mode Gelap di Chrome Android

Kalau untuk wilayah Tasikmalaya dan sekitarnya, Uu pastikan asramanya di Pontren Miftahul Huda masih bisa menampung para anak-anak Punk yang saat ini beredar di jalanan tanpa tempat tinggal.

"Kalau untuk Kota dan Kab. Tasikmalaya, Ciamis, Banjar, asrama yayasan Ar Ruzhan Pontren Miftahul Huda masih bisa menampung. Nanti untuk daerah lainnya di Jabar, kita juga akan upayakan rumah singgah yang sama bekerjasama dengan yayasan-yayasan lainnya," terang wagub.***

Editor: Rahmi Nurlatifah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Pemilu di Daerah

x