Anak Punk Merebak di Tasikmalaya, Pemerintah Diminta Mengerti Kondisi dan Ideologi Mereka

- 9 Februari 2020, 12:10 WIB
RAPAT koordinasi terkait pembinaan anak punk berlangsung di Aula Makodim 0612/Tasikmalaya pada Jumat, 7 Februari 2020.*
RAPAT koordinasi terkait pembinaan anak punk berlangsung di Aula Makodim 0612/Tasikmalaya pada Jumat, 7 Februari 2020.* /Kabar Priangan//

PIKIRAN RAKYAT – Rapat koordinasi terkait pembinaan anak punk yang disampaikan Dandim 0612/Tasikmalaya Letkol Inf Imam Wicaksana di Aula Makodim 0612/Tasikmalaya pada Jumat, 7 Februari 2020.

Pembahasan tersebut mendapatkan berbagai tanggapan dari para peserta rapat, salah satunya dari Sekretaris Daerah Kabupaten Tasikmalaya Mochamad Zein.

Zein yang hadir mewakili Bupati Kabupaten Tasikmalaya menyatakan dukungannya atas pembinaan anak punk ini.

Baca Juga: Lewat Persilangan Kopi Robusta dan Kopi Kipas, Ciamis Siap Jadikan Kotanya sebagai Sentra Unggulan Kopi

Zein mengatakan kepada peserta rapat bahwa program ini merupakan bentuk sinergitas antara Pemerintah Kota (Pemkot), Pemerintah Kabupaten (Pemkab), TNI dan Kepolisian serta seluruh elemen masyarakat.

“Program ini merupakan bentuk sinergitas kita dalam upaya melindungi anak-anak bangsa.

“Pemkab Tasikmalaya mendukung tentang rencana program kegiatan ini serta akan bekerjasama dalam dukungannya dengan Pemkot Tasikmalaya,” ujar Zein seperti dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Kabar Priangan.

Terkait pembinaan yang akan dilakukan pemerintah, salah satu anak punk Hidayat angkat bicara terkait kondisi anak-anak tersebut yang berada di Tasikmalaya.

Ia menyebutkan, tidak sedikit anak punk yang memiliki pola pikir kritis dan berwawasan tentang kondisi bangsa ini.

Baca Juga: Peringati Hari Pers Nasional, Ketua DPRD Tasikmalaya: Penyampaian Pers Harus Cerdaskan Masyarakat

Mulai dari sistem pemerintahan, kesewenangan, perilaku korupsi yang terbilang akut, hingga masalah-masalah sosial, politik dan ekonomi.

Menurutnya, anak-anak punk ini memiliki pemahaman dengan cara pandangnya masing-masing.

Namun ia menyayangkan pemerintah dan aparat yang terkadang gagal paham menilai anak punk itu sendiri. Sehingga penilaiannya lebih cenderung melihat dari luarnya saja.

Ia juga mengakui bahwa beberapa anak punk juga ada yang kreatif dan berhasil sukses bidang usaha yang digelutinya.

Baca Juga: PKL di Tasikmalaya Tampak Kumuh dan Hambat Lalu Lintas, Warga Dorong Pemerintah kota Lakukan Penataan

“Ini secara langsung maupun tidak langsung bisa membuat jejaring ekonomi warga. Sehingga mampu meningkatkan perekonomian, baik komunitasnya maupun ekonomi warga. Salah satunya usaha sablon atau kaos,” katanya.

Salah satu anak punk yang menggeluti musik underground, Juna Gasoline mengungkapkan hal sama.

Ia menyebut banyak anak punk yang fokus bermain musik/ main band dan sudah memiliki karya yang bagus.

Adapula diantara mereka yang berhasil memiliki album serta dijual di pasaran dengan caranya sendiri.

Baca Juga: Terjadi Lagi, Penemuan Mayat Kini Terjadi di Kolam Ikan Lele Milik Seorang Warga Tasikmalaya

Untuk itu, ia mengatakan jika pemerintah melihat anak punk yang membuat resah seperti misalnya di perempatan jalan itu hanya segelintir saja.

“Bisa dikatakan 0,01 persen saja dari 100 persen anak punk yang notabene mereka lebih kreatif, kritis dan mengedepankan kepedulian sosial juga memiliki perhatian terhadap alam dan lingkungan sekitar,” katanya.

Juna berpesan bahwa pemerintah haruslah duduk bersama merangkul anak punk serta paham mengenai ideologi dan mengetahui kondisi mereka yang sebenarnya.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: Kabar Priangan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x