Sebut Kematian Delis Tak Ada Kaitannya dengan Bulliying, Budiaman Sanusi: Bisa Saja Jatuh Terperosok ke Gorong-Gorong

- 5 Februari 2020, 10:53 WIB
KEPALA Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya Budiaman Sanusi.*
KEPALA Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya Budiaman Sanusi.* /Kabar Priangan//

PIKIRAN RAKYAT - Kasus meninggalnya Delis, siswi SMP Negeri 6 Kota Tasikmalaya yang ditemukan tewas di gorong-gorong kerap kali dikaitkan dengan kasus perundungan atau bullying.

Hal ini disebabkan atas penuturan teman dan kerabat korban yang menyebutkan siswi kelas 7 ini beberapa kali mengalami ejekan oleh teman kelasnya sejak duduk di bangku Sekolah Dasar.

Seperti yang diberitakan sebelumnya, korban diduga sering di-bully dengan sebutan ‘leupeut’ atau dalam Bahasa Indonesia yang berarti lontong.

Baca Juga: Cerita Sedih Catatan Delis, Siswi SMP yang Jasadnya Ditemukan di Gorong-gorong

Pasalnya, Delis memiliki ibu yang berprofesi sebagai seorang penjual lontong di salah satu pasar di Tasikmalaya.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya Budiaman Sanusi memastikan bahwa kejadian yang menimpa korban, tidak ada kaitannya dengan kasus bullying.

Menurutnya, jika almarhumah yang tercatat sebagai warga Kampung Sindangjaya, Kelurahan Linggajaya Kecamatan Mangkubumi Kota Tasikmalaya ini merupakan korban bullying, ia pasti tidak akan menjadi siswa berprestasi di sekolahnya.

"Delis itu sesuai laporan dari pihak sekolah merupakan siswa berprestasi. Dia merupakan peringkat 15 besar di kelasnya. Delis juga tidak akan rajin masuk sekolah kalau korban bullying. Nah itu saja patokannya,” papar Budiaman dikutip dari Kabar Priangan.

Baca Juga: Cincin di Miss Americana Mengejutkan Fans, Taylor Swift Disebut Telah Bertunangan

Budiaman menambahkan, dirinya belum pernah mendapat laporan kasus bullying di seluruh sekolah wilayah yang berada di bawah pantauannya.

Apalagi dalam sektoral pendidikan, kasus bullying di sekolah merupakan kasus yang paling dihindari pemerintah daerah.

Karena hasil autopsi dari ahli forensik Soekardjo belum keluar, Budiaman masih berasumsi bahwa  korban meninggal dikarenakan jatuh dan menyebabkan dirinya terperosok ke gorong-gorong.

“Selama ini korban kejiwaannya normal dan anaknya rajin. Kita juga kalau bersumsi, bisa saja korban meninggal karena memang jatuh dan terperosok ke gorong-gorong,” ujarnya.

Budiaman menyebut kasus bulliying yang memilki kesan negatif di sekolah harus segera ditindaklanjuti semua pihak.

Baca Juga: Isu Jimat Ramai Dibicarakan, Panitia Perketat Pelaksanaan Tes SKD CPNS Tasikmalaya

Bukan hanya oleh pengajar di sekolah saja, namun juga harus dilakukan pengananan oleh semua komponen pendidik yang ada di sekolah tersebut, termasuk kepala sekolah.

“Harus bisa cari solusinya kalau ditemukan kasus bullying,” paparnya.

Imbauan ini bukan ditujukan untuk SMPN 6 saja, namun untuk pendidik di seluruh SD dan SMP Kota Tasikmalaya.

Budiaman pun meminta setiap komponen pendidik di sekolah untuk bisa mendeteksi kasus bullying yang sangat berpotensi terjadi dalam lingkup pertemanan siswa. Apalagi jika topik bullyingnya menyangkut pekerjaan orang tua.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: Kabar Priangan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x