PR TASIKMALAYA – Pemerintah Prancis telah meningkatkan status peringatan keamanan tertinggi setelah adanya aksi teror yang menyebabkan seorang warga di Nice meninggal, pada Kamis, 29 Oktober 2020.
Dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com, Jumat, 30 Oktober 2020 dari Antara.
Seorang perempuan tewas terpenggal, dan dua orang lainnya meninggal dunia setelah diserang oleh tersangka seorang pelaku teror di gereja di Nice.
Baca Juga: LPPM IPB: Lebih Teliti dalam Konsumsi Tanaman Obat karena Tidak Semua Aman
Beberapa jam setelah serangan teror di Nice, polisi menembak mati seorang pria yang diduga mengancam pejalan kaki dengan pistol di Montfavet, di dekat Kota Avignon, Prancis.
Menurut stasiun radio Europe 1, dua pelaku menyerukan: "Allahu Akbar" (Allah Maha Besar, red) saat melakukan aksi teror.
Dalam kesempatan terpisah, sejumlah media memberitakan seorang pria berkebangsaan Arab Saudi telah ditangkap oleh aparat di Kota Jeddah, Arab Saudi, setelah ia menyerang dan menyebabkan seorang penjaga di Kantor Konsulat Prancis, terluka.
Baca Juga: Sebut Serangan di Nice sebagai Tindakan Terorisme, Donald Trump: Hati Kami bersama Rakyat Prancis
Pascainsiden pemenggalan, Wali Kota Nice, Christian Estrosi lewat unggahannya di Twitter mengatakan serangan itu merupakan aksi teror yang pernah terjadi di Gereja Notre Dam dan sama dengan serangan yang menyebabkan Samuel Paty, seorang guru asal Prancis, tewas pada bulan ini.