PR TASIKMALAYA - Kementerian Luar Negeri Tiongkok meminta Amerika Serikat untuk segera berhenti mencampuri urusan Tibet.
Hal itu disampaikan setelah pemimpin kepala pemerintahan Tibet di pengasingan bertemu dengan seorang pejabat Departemen Luar Negeri Amerika Serikat di Washington.
Presiden Administrasi Pusat Tibet (CTA), Lobsang Sangay, bertemu dengan utusan khusus Amerika Serikat untuk isu Tibet minggu lalu.
Baca Juga: Prioritaskan Bodebek, 9,1 Juta Orang Bakal Divaksinasi pada November-Desember 2020
Sangay mengatakan, itu adalah pertama kalinya ketua CTA diterima di Departemen Luar Negeri Amerika Serikat.
"Tiongkok akan mengambil semua langkah yang diperlukan untuk melindungi kepentingannya," kata Juru Bicara Kemlu Tiongkok Zhao Lijian dalam konferensi pers harian di Beijing, Selasa 20 Oktober 2020.
Kekesalan Tiongkok terhadap Amerika Serikat terkait Tibet terjadi pada saat hubungan antara kedua kekuatan dunia itu berada pada titik terendah dalam beberapa dekade karena berbagai masalah.
Baca Juga: Usulan Fatwa MUI soal Masa Jabatan Presiden, Nasdem Siap Jadi Teman Diskusi
Masalah itu mencakup perdagangan, masalah Taiwan, hak asasi manusia, Laut Tiongkok Selatan, dan virus corona.
Menggambarkan Sangay sebagai separatis anti Tiongkok, Zhao mengatakan, Amerika Serikat harus menghentikan kontak resmi apa pun dengannya.