Bukti Baru Covid-19 Terkuak, Tiongkok Disebut Berusaha untuk Menutup-Nutupi Kasus Virus Corona

- 7 Juni 2020, 15:05 WIB
Seorang dokter laboratorium di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, bersiap untuk melakukan pengujian asam nukleat pada spesimen coronavirus baru di Chongqing, Tiongkok, pada 3 Mei 2020.*
Seorang dokter laboratorium di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, bersiap untuk melakukan pengujian asam nukleat pada spesimen coronavirus baru di Chongqing, Tiongkok, pada 3 Mei 2020.* /BUSINESS INSIDER/

Caixin juga menemukan sebuah unggahan media sosial oleh seorang peneliti di sebuah perusahaan swasta di Guangzhou yang mengatakan mereka langsung menyadari bahwa patogen itu menyerupai virus Sars corona yang ditularkan kelelawar yang memicu epidemi pada tahun 2003.

Laboratorium medis lain yang menguji sampel pasien Wuhan memperingatkan 'virus ditularkan melalui transmisi tetesan jarak dekat atau kontak dengan sekresi pernapasan pasien', dan itu 'jelas menular'.

Perusahaan ketiga yang menguji sampel menyelesaikan sekuensing gen pada 29 Desember 2020, yang menunjukkan kemiripan tinggi dengan Sars, meskipun pengujian mengonfirmasi itu adalah penyakit yang berbeda.

Sebuah laporan juga mengatakan bahwa pada bulan lalu Shi Zhengli, ilmuwan yang dikenal sebagai ahli Kelelawar untuk ekspedisi berburu sampelnya di gua-gua, diberangus setelah menyelesaikan pengurutan gen pada 2 Januari 2020 di Institut Virologi Wuhan.

Baca Juga: Sempat Tak Mau Akui Karena Malu, Seorang Pria Jalani Operasi Usai Masukan Kabel Lewat Kelamin

Laporan juga mengungkapkan direktur institut menyampaikan peringatan dari Komisi Kesehatan Nasional untuk tidak mempublikasikan tes atau data.

Caixin membenarkan ada perintah yang melarang publikasi informasi tentang 'hasil pengujian patogen atau kegiatan eksperimental' tanpa persetujuan resmi.

Delapan hari kemudian, urutan diterbitkan pada platform akses terbuka atas nama profesor Shanghai. Laboratoriumnya ditutup untuk 'perbaikan'.

Pejabat Tiongkok kemudian baru merilis genom tetapi tidak mengakui penyakit tersebut menular antar manusia, sampai 20 Januari 2020.

Baca Juga: Studi Baru Sebut Bahwa Pria Botak Memiliki Risiko Lebih Tinggi Alami Kematian Akibat Covid-19

Halaman:

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: Daily Mail


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x