"Tiongkok tahu virus baru itu ada Desember lalu tetapi gagal memberi informasi kepada publik atau berbagi dengan komunitas internasional," kata Lianchao Han, seorang aktivis pro-demokrasi.
Ia mengatakan bahwa sikapnya itu justru yang mungkin memperburuk pandemi ini saat ini.
Pengungkapan tersebut terkandung dalam penyelidikan panjang oleh Caixin, sebuah kelompok media independen.
Laporan berbahasa Mandarin itu telah dihapus secara online, meskipun versi bahasa Inggris yang lebih pendek masih ada namun tidak memiliki detail utama.
Baca Juga: Poligami Disahkan Oleh Hukum Agama, Perceraian di Arab Saudi Capai 7.000 Kasus Selama Lockdown
Laporan asli ini menunjukkan bahwa sebelum 31 Desember 2020 (ketika Tiongkok memberi tahu Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tentang penyakit 'seperti pneumonia' yang misterius), sembilan sampel dari pasien telah dikirim ke laboratorium di seluruh negeri.
Satu sampel dari seorang pria berusia 65 tahun dibawa ke rumah sakit pada 18 Desember 2020 pergi ke pusat diagnostik yang dijalankan oleh perusahaan genomik di Guangzhou, Tiongkok Selatan.
Firma itu sangat prihatin dengan temuannya sehingga menelepon rumah sakit Wuhan pada 27 Desember 2020 untuk mulai membunyikan alarm, lalu mengirim staf paling seniornya ke kota.
"Mereka baru saja menelepon kami dan mengatakan itu adalah virus corona baru," kata seorang dokter.
Baca Juga: Poligami Disahkan Oleh Hukum Agama, Perceraian di Arab Saudi Capai 7.000 Kasus Selama Lockdown