Tuntut Akhiri Rasisme dan Kebrutalan Polisi di AS, Demonstran: Kami Berbaris untuk Harapan

- 7 Juni 2020, 08:26 WIB
AKSI demonstrasi black lives matter di Amerika Serikat.*
AKSI demonstrasi black lives matter di Amerika Serikat.* /Deutsche Welle/

PR TASIKMALAYA - Puluhan ribu demonstran berbaris di Washington dan kota-kota AS lainnya pada Sabtu untuk menuntut diakhirinya rasisme dan kebrutalan oleh penegak hukum AS ketika protes atas pembunuhan seorang pria kulit hitam oleh polisi Minneapolis kini telah memasuki hari ke-12.

Protes di ibu kota negara itu terbentuk sebagai pawai terbesar yang terlihat minggu ini di kota-kota dan kota-kota kecil nasional, serta di negara-negara di seluruh dunia. 

Protes itu bertepatan dengan upacara peringatan kedua untuk George Floyd (46), yang meninggal pada 25 Mei setelah seorang polisi Minneapolis berlutut di lehernya selama hampir sembilan menit.

Baca Juga: Sambut Rombongan dari Zona Merah, PDI Perjuangan Kabupaten Tasikmalaya Gelar Rapid Test Massal

Pembunuhannya, yang direkam dengan detail luar biasa pada ponsel seseorang, telah menyebabkan gelombang protes dan pencarian jiwa nasional atas warisan kekerasan dan penganiayaan negara tersebut terhadap orang Amerika-Afrika di Amerika dan minoritas lainnya.

Dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Reuters, di dekat bagian depan Gedung Putih, Katrina Fernandez (42) mengatakan dia berharap dan tidak sabar untuk bergabung dengan protes untuk menuntut apa yang dia lihat sebagai reformasi yang lama tertunda dalam kepolisian.

“Aku hanya berharap kita benar-benar mendapat perubahan dari apa yang terjadi. Orang-orang telah berlutut dan memprotes dan memohon untuk waktu yang lama dan cukup sudah. Kita tidak bisa mengambil lebih banyak," ujarnya.

Baca Juga: Afghanistan Kutuk Polisi Iran yang Bakar Mobil Pengungsi, Seorang Bocah Keluar dengan Semburan Api

Media lokal telah memperkirakan bahwa puluhan ribu orang akan muncul di ibukota AS, meskipun risiko masih ditimbulkan oleh coronavirus, yang menghancurkan negara itu selama dua bulan terakhir dan masih menghadirkan ancaman mematikan, menurut para pakar kesehatan.

Halaman:

Editor: Gugum Rachmat Gumilar

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x