Ketakutan Terhadap Covid-19 Meningkat, Aksi Protes George Floyd di AS Bisa Menjadi Klaster Baru

- 3 Juni 2020, 19:10 WIB
Aksi protes imbas kematian George Floyd di Amerika Serikat.*
Aksi protes imbas kematian George Floyd di Amerika Serikat.* /GLOBAL NEWS/

PR TASIKMALAYA - Pakar kesehatan masyarakat mengecam aksi turun ke jalan yang dilakukan di Amerika Serikat sebagai protes terhadap kematian pria berkulit hitam keturunan Amerika-Afrika bernama George Floyd (46). Pasalnya, dalam aksi tersebut para demonstran tidak melakukan jarak sosial yang selama berbulan-bulan dilakukan untuk menekan persebaran virus Corona.

Floyd meninggal di Minneapolis seminggu yang lalu selama penangkapan oleh empat petugas polisi. Pembunuhan itu memusatkan perhatian pada kebrutalan polisi terhadap orang Amerika-Afrika, dan memicu protes dan kekerasan di sebagian besar kota-kota besar.

Dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari The Guardian, berdasarkan angka dari Johns Hoopkins University di Maryland, AS telah mengkonfirmasi hampir 1,8 juta orang yang terinfeksi Covid-19 dengan kematian telah melampaui 108.000 orang.

Baca Juga: Terpuruk dan Terhenti akibat Pandemi, PO Primajasa Malah Mampu Pertahankan 5.000 Karyawannya

Di negara yang tidak memiliki layanan kesehatan universal, krisis tersebut telah memengaruhi minoritas secara tidak proporsional, terutama mereka yang tinggal di daerah perkotaan yang padat.

Gambar-gambar demonstran dalam jarak dekat, banyak yang tidak menggunakan masker, telah membuat para pemimpin khawatir - sampai pada titik di mana beberapa orang memohon kepada orang-orang di jalan untuk memprotes di 'jalan yang benar', melindungi diri mereka dengan lebih baik.

Pada Senin, gubernur New York, Andrew Cuomo, menyatakan keprihatinan tentang 'penyebar super' di kerumunan demonstran yang terlihat di seluruh negara bagian, terutama di antara kerumunan di New York City.

Baca Juga: Tak Sepaham dengan Trump, Banyak Orang AS Lebih Bersimpati pada Protes

Walikota New York City, Bill de Blasio, juga mendesak pengunjuk rasa untuk menjaga jarak sosial dan memakai masker untuk menekan laju persebaran virus corona jenis baru yang semakin masif di Amerika.

"Jelas kami tidak ingin orang-orang berdekatan satu sama lain, kami tidak ingin orang-orang di luar sana di mana mereka mungkin terinfeksi penyakit ini atau menyebarkan penyakit ini," katanya.

Halaman:

Editor: Suci Nurzannah Efendi

Sumber: The Guardian


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x