Hingga akhirnya, pada 18 Mei 2020, saat Mahathir duduk di kursi oposisi selama sesi parlemen, ia dengan terbuka menyatakan ketidak setujuannya dengan kepemimpinan Negara Malaysia saat ini.
Ia menolak Muhyiddin Yassin sebagai Presiden Partai juga sekaligus Perdana Menteri Malaysia.
Hal itu yang kemudian membuat Mahathir pada Kamis, 28 Mei 202 dipecat dari partai politik yang ia dirikan.
Dikutip oleh PikiranRakyat-Cirebon.com dari situs Anadolu Agency United Indigenous Party of Malaysia mengatakan bahwa keanggotan Mahathir telah dihentikan.***