Pernah Terjadi Gempa 8,2 SR Tahun 2012, Lempeng Samudera Hindia Tengah Terbelah Menjadi Dua

- 25 Mei 2020, 13:37 WIB
SEBUAH peta yang menunjukkan Wharton Basin, tempat gempa berkekuatan 8,6 dan berkekuatan 8,2 pada 2012 (titik merah dan putih). Gempa bumi lain juga terjadi di daerah ini selama beberapa dekade terakhir, kemungkinan karena batas lempeng tektonik baru terbentuk di sana. *
SEBUAH peta yang menunjukkan Wharton Basin, tempat gempa berkekuatan 8,6 dan berkekuatan 8,2 pada 2012 (titik merah dan putih). Gempa bumi lain juga terjadi di daerah ini selama beberapa dekade terakhir, kemungkinan karena batas lempeng tektonik baru terbentuk di sana. * /(Kredit gambar: Coudurier-Curveur, A. et al. Geophysical Research Letters (2020); CC BY 4.0 )

Tetapi dua petunjuk besar yaitu, dua gempa kuat yang berasal dari tempat yang aneh di Samudera Hindia menunjukkan bahwa kekuatan yang mengubah Bumi sedang terjadi.

Pada 11 April 2012, gempa berkekuatan 8,6 dan 8,2 melanda di bawah Samudera Hindia, dekat Indonesia.

Gempa bumi tidak terjadi di sepanjang zona subduksi , di mana satu lempeng tektonik meluncur di bawah yang lain.

Sebaliknya, gempa-gempa ini berasal dari tempat yang aneh untuk terjadinya gempa bumi, yakni di tengah lempeng.

Baca Juga: Kemenkes Terbitkan Peraturan tentang Panduan Pencegahan Covid-19 Saat Bekerja di Masa New Normal

Gempa bumi ini, serta petunjuk geologis lainnya, menunjukkan bahwa beberapa jenis deformasi terjadi jauh di bawah tanah, di daerah yang dikenal sebagai Cekungan Wharton.

Deformasi ini tidak sepenuhnya tanpa teori, lempeng India-Australia-Capricorn bukan satu kesatuan yang kohesif.

"Ini seperti teka-teki. Ini bukan satu piring yang seragam. Ada tiga piring yang, kurang lebih, diikat bersama dan bergerak dalam arah yang sama bersama," kata Coudurier-Curveur.

Tim melihat zona rekahan tertentu di Cekungan Wharton tempat gempa bumi berasal.

Baca Juga: Bangun dari Koma Akibat Covid-19, Seorang Pria Terkejut Berat Badannya Turun hingga 31 Kg

Dua set data pada area ini, yang dikumpulkan oleh ilmuwan lain di kapal penelitian pada 2015 dan 2016, mengungkapkan topografi zona fraktur.

Halaman:

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: Live Science


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x