“Dan saya bahkan mengatakan jika Anda melihat Italia, anggota G7 itu benar-benar kejutan. Jadi, bahkan banyak negara maju lainnya yang juga melihat kejutan,” tutur Tedros menambahkan.
Tedros mengatakan epidemi di Iran, Italia, dan Korea Selatan berada pada titik yang menentukan dengan ditandai oleh kelompok infeksi dengan beberapa penularan di masyarakat, tetapi belum oleh penularan masyarakat yang berkelanjutan.
Sebelumnya, WHO menyatakan wabah virus corona itu sebagai darurat internasional pada 30 Januari lalu.
WHO juga mendesak negara-negara di dunia untuk melakukan penyaringan, ruang isolasi dan kampanye pendidikan publik.
"Virus ini memiliki potensi pandemi. Ini bukan waktunya untuk takut. Ini adalah waktu untuk mengambil tindakan untuk mencegah infeksi dan menyelamatkan nyawa sekarang," tutur Tedros dengan tegas.
Baca Juga: Ratusan Gojek Tasikmalaya Turun ke Jalan untuk Lakukan Aksi Tolak Kebijakan Pemerintah Pusat
Senada dengan Presiden AS Donald Trump, Tedros juga menyarankan langkah-langkah higienis mirip dengan pencegahan flu, seperti sering mencuci tangan.
Iran mengatakan pada Kamis, 28 Februari 2020 bahwa jumlah kematian dari virus corona di wilayahnya telah meningkat menjadi 26 dan jumlah orang yang terinfeksi mencapai 245.
Faktanya, jumlah kematian di Iran menjadi yang tertinggi dari penyebaran virus corona di luar Tiongkok.
Ditanya tentang tingkat kematian hampir 10% Iran di antara kasus-kasus yang diketahui, Dr. Mike Ryan, kepala program darurat WHO, mengatakan itu adalah indikasi bahwa penyakit itu mungkin telah menyebar lebih jauh di Iran daripada yang terungkap dalam angka resmi.
Kepala Program Darurat WHO Dr. Mike Ryan mengatakan bahwa tingkat kematian hampir sepuluh persen terjadi di Iran, sehingga tak menutup kemungkinan bahwa virus corona telah menyebar lebih jauh daripada yang terungkap dalam angka resmi.