"Ini benar-benar tercela. Kita tidak bisa bernegosiasi dengan nyawa orang," ungkap Oscar Urgate.
Skandal korupsi seputar perawatan virus telah mengguncang tingkat kekuasaan tertinggi di Peru.
Kemarahan atas tuduhan sebelumnya bahwa beberapa pejabat tinggi telah diberikan vaksinasi "VIP" preferensial mendorong menteri kesehatan dan luar negeri negara itu untuk mengundurkan diri awal tahun ini.
Rumah sakit yang terlibat dalam skandal yang lebih baru, yang dikelola oleh sistem jaminan sosial EsSalud, menyediakan perawatan gratis.
Pasien harus menanggung daftar tunggu yang panjang untuk 80 tempat tidur ICU yang ditawarkan rumah sakit.
Selama puncak pandemi, banyak pasien membayar sejumlah besar uang ke klinik swasta ketika sistem publik hampir runtuh.
Jumlah tempat tidur ICU yang tersedia sejak itu melonjak menjadi hampir 3.000 secara nasional, dibandingkan dengan hanya ratusan yang tersedia pada Maret tahun lalu, tetapi tempat tidur masih dalam permintaan tinggi di negara Andes.
Peru pada akhir Mei melipatgandakan jumlah kematian resminya akibat virus dan memimpin dunia dalam kematian per 100.000 penduduk akibat penyakit tersebut.***