Keluarga awak KRI Nanggala 402 terus mengulurkan harapannya, meski perkiraan pasokan oksigen telah habis pada hari Sabtu, 24 April 2021, dan terus mendoakan para awak kapal yang hilang.
Kapal selam kehilangan kontak pada hari Rabu karena melakukan latihan torpedo tembakan langsung diperairan utara pulai Bali Indonesia pada dini hari.
Saat berita pelaut tewas telah menyebar, anggota keluarga memberi penghormatan kepada awak kapal selam yang rusak.
Kapal selam tersebut dibangun pada tahun 1977 dan mulai digunakan untuk Angkatan Laut Indonesia pada tahun 1981.
Baca Juga: Soroti Moeldoko Jadi Ketum Periklindo, Faisal Basri: Batas antara Penguasa dan Pengusaha Makin Blur
Sementara itu, Aura Aulia menceritakan bahwa sang ayah, Letnan Dua Munawir adalah sosok pelaut yang serius serta lugas yang terkenal dengan gaya disiplinnya.
"Bahkan ketika sedang tidak bekerja, ia selalu ingin melakukan sesuatu yang produktif seperti mengutak-atik mesin mobil atau motornya, ataupun memperbaiki barang-barang disekitar rumah," ujarnya.
"Dia juga suka bepergian dan memiliki rasa petualangan yang hebat. Ia selalu membawa kami untuk liburan ke tempat diseluruh Indonesia, seperti Malang, Blitar dan Madura atau pun pergi bersama keluarga untuk makan malam," pungkasnya.