Gara-Gara Unggah Video Menari di TikTok, Miss Papua New Guinea Lucy Maino Harus Melepas Mahkotanya

- 7 April 2021, 18:00 WIB
 Miss Papua New Guinea, Lucy Maino, harus 'mencopot' mahkotanya gara-gara mengunggah video menari di TikTok.*
Miss Papua New Guinea, Lucy Maino, harus 'mencopot' mahkotanya gara-gara mengunggah video menari di TikTok.* //Instagram/@lucymaino_misspng19


PR TASIKMALAYA - Miss Papua New Guinea, Lucy Maino, harus 'mencopot' mahkotanya gara-gara mengunggah video dirinya yang sedang bercanda di TikTok.

Wanita berusia 25 tahun yang juga merupakan wakil kapten tim sepak bola wanita Papua Nugini itu mengalami pelecehan online yang tajam.

Dalam akun TikTok miliknya, Lucy Maino membuat video di mana dia melakukan Twerking, sebuah tarian pinggul dengan sikap jongkok rendah.
 
Baca Juga: Kapolri Tarik Telegram Larangan Media, HNW: Berani Cabut Aturan Bermasalah dan Meminta Maaf, Adalah Baik

Meskipun sebenarnya tarian ini adalah hal biasa di TikTok, para kritikus mengatakan bahwa tidak pantas bagi seorang "panutan" untuk membagikan video menari dengan gerakan ini.

Dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Guardian, video itu diunduhnya dari akun privat miliknya kemudian dibagikan di platform sosial media lain.

Selain sosial media, dia juga mengunggah video itu di YouTube, di mana ribuan orang beramai-ramai mengkritik Lucy Maino.

Setelah videonya tersebar dan dia memperoleh reaksi buruk dari publik, di minggu ini, Lucy 'dibebaskan' dari tugasnya oleh panitia sebagai Miss Pacific Islands Pageant PNG (MPIP PNG).
 
Baca Juga: Covid-19 Prancis Terus Melonjak, Pemerintah Sediakan Stadion di Paris untuk vaksinasi Massal

“Tujuan inti kami adalah pemberdayaan perempuan. Kami adalah platform kontes mode unik yang mempromosikan warisan budaya, nilai-nilai tradisional," kata panitia dalam sebuah pernyataan.

"Nilai-nilai tradisional dan berbagi melalui pariwisata tentang negara dan masyarakat kami,” lanjutnya.

“MPIP PNG mempromosikan nilai-nilai kepercayaan, harga diri, integritas, dan layanan masyarakat dengan fokus paralel pada pendidikan," tambah panitia itu.

Allan Bird, Gubernur Provinsi Sepik Timur, Papua Nugini, sekaligus salah satu ketua Koalisi Parlemen yang menentang Kekerasan Berbasis Gender, mengecam pelecehan kepada Lucy Maino.
Baca Juga: Kemenkes: Wajar Setelah Vaksinasi Covid-19 Timbul Demam, Sakit Kepala, dan Nyeri Seluruh Tubuh

“Masyarakat macam apa yang mengutuk penyiksaan dan pembunuhan perempuan namun justru kesal ketika seorang perempuan muda membuat video tari?" tulisnya di media sosial.

Sebelumnya, awal dari penerimaan Miss Pacific Islands Pageant itu didapatkan Lucy Maino sejak dia menerima beasiswa sepak bola.

Hal tersebut kemudian membuka jalannya untuk menempuh pendidikan dan memiliki gelar dalam bidang administrasi bisnis di Universitas Hawaii.

Dia juga mewakili Papua Nugini sebagai wakil kapten tim nasional tahun 2019, dan memenangkan dua medali emas di Pacific Games 2019 di Apia, Samoa.
 
Baca Juga: Jelang Laga PSS vs Persebaya, Aji Santoso: Tidak Ada Persiapan Khusus, Main Normal

Dia dinobatkan sebagai Miss Papua Nugini yang memberinya peran untuk bertindak sebagai duta budaya bagi negara dan sebagai advokat untuk para wanita pada tahun 2019.

Banyak orang mengkritik panitia karena tidak mendukung Lucy Maino setelah dia mengalami serangan akibat video tersebut.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: The Guardian


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x