Dilansir Tasikmalaya.pikiran-rakyat.com dari Latin Times yang dirilis 3 April 2021, Kementerian Dalam Negeri Tunisia mengkonfirmasi dalam sebuah pernyataan bahwa dua ekstremis Islam lainnya tewas dalam operasi terpisah.
Pasukan Tunisia sedang melacak kelompok ekstremis di daerah Gunung Salloum di Kasserine ketika bertemu dengan seorang tersangka jihad dan keluarganya.
Baca Juga: Diserbu Pasukan Keamanan, Seorang Perempuan Tunisia Ledakan Bom Bunuh Diri Bersama Bayinya
Pasukan Garda Nasional mengepung pasangan itu dan dua anak mereka.
Menurut pernyataan resmi, tersangka jihad ditembak dan dibunuh. Setelah itu perempuan yang menggendong bayi, memicu ledakan.
Perempuan dan bayinya langsung tewas di tempat kejadian.
Sedangkan, putri sulung perempuan yang berada di tempat kejadian tersebut secara ajaib selamat dari benturan, dan dalam pengawasan medis.
Dalam operasi terpisah, dua ekstremis lainnya tewas, setelah aparat menemui mereka di kawasan Gunung Mghila.
Menurut pernyataan tersebut, kepala brigade Jund Al Khilafa Tunisia dibunuh oleh pasukan keamanan.
Baca Juga: Kondisi NTT Terkini Pasca Rangkaian Bencana Alam, Wagub NTT Rinci Wilayah yang Masih Terisolasi
Pria yang belum diidentifikasi itu, adalah kepala kelompok ekstremis yang telah berjanji setia kepada ISIS.
Insiden ini terjadi beberapa hari setelah Komisi Penanggulangan Terorisme Nasional Tunisia mengumumkan gagasan pemerintah, yaitu merevisi strategi nasional yang ada dengan tujuan menyesuaikannya dengan situasi saat ini dan masa depan yang mempertanyakan keamanan negara.
"Kami perlu lebih fokus pada pencegahan dengan mengidentifikasi penyebab yang mengarah ke terorisme, seperti kerentanan individu dan sosial," kata Presiden Komisi Kontra Terorisme Nasional Tunisia, Mounir Ksiksi, Tunis Afrique Presse (TAP) dikutip Tasikmalaya.pikiran-rakyat.com dari Latin Times.
“Organisasi nasional, badan konstitusi, dan pemangku kepentingan lainnya juga akan dilibatkan dalam strategi ini,” sambung Ksiksi.
Sementara pidatonya pada lokakarya perang melawan ekstremisme kekerasan yang diadakan di Tunis, Ksiksi menekankan bahwa terorisme dan ekstremisme akan ditangani dengan lebih baik dari perspektif pendidikan dan sosial daripada pendekatan keamanan murni.***