Insulin adalah hormon yang memungkinkan sel tubuh mengekstraksi glukosa dari darah untuk digunakan sebagai energi.
Ketika lebih banyak makanan yang masuk ke dalam tubuh, sel-sel dalam tubuh menjadi kurang sensitif terhadap insulin.
Resistensi insulin ini berarti bahwa sel-sel tidak lagi merespon sinyal insulin, menyebabkan kadar glukosa yang lebih tinggi dalam darah dan penyimpanan lemak yang lebih tinggi. Ketika makanan yang masuk ke dalam tubuh kadarnya kecil, tubuh manusia akan berusaha menghemat energi sebanyak mungkin.
Maka, lebih baik membuat membran sel lebih sensitif terhadap insulin. Sel dapat memetabolisme insulin lebih efisien, dan menghilangkan glukosa dari darah. Karena sensitivitas insulin yang lebih baik, dapat mempersulit sel kanker untuk tumbuh atau berkembang.
Baca Juga: Akui Kuatnya Persebaya, PSIS Semarang Tetap Optimis Bisa Menang
2. Mengembalikan efek dari kondisi kronis
Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa kondisi seperti obesitas dan diabetes tipe 2, merupakan faktor risiko kanker.
Keduanya memiliki risiko yang lebih tinggi bagi penderita kanker, dan tingkat kelangsungan hidup yang lebih rendah.
Sebuah studi kasus pada tahun 2017, mengamati efek puasa jangka pendek pada diabetes tipe 2. Partisipan dalam penelitian berpuasa selama 24 jam, sebanyak dua sampai tiga kali per minggu.
Setelah 4 bulan berpuasa, partisipan mengalami penurunan berat badan 17,8 persen dan pengurangan ukuran pinggang 11 persen.