"Studi sebelumnya tidak mencatat gejala ini, dan itu mungkin karena keparahan gejala lain seperti batuk, demam dan kesulitan bernafas," kata penulis utama Dr Muhammad Aziz.
Baca Juga: Ungkap 5 Tips Hadapi New Normal, Psikolog: Ini Masih Lampu Kuning Belum Hijau
Aziz mengatakan tim peneliti mulai memperhatikan bahwa indra perasa yang berubah atau hilang juga ada, tidak hanya di sana-sini, tetapi dalam proporsi yang signifikan.
“Kami mengusulkan bahwa gejala ini harus menjadi salah satu gejala skrining selain demam, sesak napas dan batuk produktif. Tidak hanya untuk pasien Covid-19 yang dicurigai, tetapi juga untuk populasi umum untuk mengidentifikasi pembawa virus yang sehat, ” tambah Aziz
Hal tersebut mengingat bahwa banyak pasien Covid-19 tidak memiliki gejala.
Baca Juga: Masih Banyak Kecamatan dalam Zona Waspada Covid-19, Pos PSBB di Bandung akan Ditiadakan
Studi lain, yang berbasis di Kanada, dan diterbitkan dalam jurnal CMAJ, telah menemukan bahwa kehilangan bau dan rasa keduanya sangat terkait dengan SARS-CoV-2, virus yang bertanggung jawab menyebabkan Covid-19.
Studi ini mengamati 134 orang yang dites positif Covid-19, peneliti menemukan bahwa 63 persen melaporkan kehilangan bau, atau perubahan kemampuan rasa, dibandingkan dengan 8 persen pada kelompok kontrol yang tidak memiliki virus.
Baca Juga: Cek Fakta: Beredar Kabar Indomaret Buat Layanan Pembelian Voucher Game Melalui SMS, Simak Faktanya
“Kami menemukan bahwa anosmia dan dysgeusia adalah gejala paling khas yang terkait dengan infeksi SARS-CoV-2 dan bahwa gejala-gejala ini bisa parah, seperti yang ditunjukkan oleh hilangnya persepsi bau seperti kopi dan sampah,” kata penulis Dr Alex Carignan .