Selalu Prioritaskan Kerja? Tanda Anda Menginternalisasi Kapitalisme, Berikut Penjelasannya

1 November 2022, 08:54 WIB
Berikut penjelasan soal tanda menginternalisasi kapitalisme, dimana seseorang selalu memprioritaskan kerja.* /Freepik/wayhomestudio /

PR TASIKMALAYA – Istilah kapitalisme tentu bukanlah hal yang baru di telinga Anda.

Frasa kapitalisme ini kerap dijumpai melalui media sosial, terutama generasi muda yang berusaha mencoba menjelaskan perasaan mereka.

Ketika Anda merasa bahwa tidak peduli berapa banyak hal yang Anda kerjakan, Anda tidak pernah merasa puas, maka mungkin itu adalah hal yang perlu Anda perhatikan.

Hal tersebut bisa jadi disebabkan karena Anda telah menginternalisasi kapitalisme.

Baca Juga: Ucapan Selamat Datang Bulan November 2022, Cocok untuk Caption Instagram hingga Twitter

Lantas, apa sebenarnya yang terjadi ketika seseorang menginternalisasi kapitalisme?

Dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari USA Today, berikut pemaparannya untuk Anda.

“Menginternalisasi kapitalisme ialah sebuah konsep ketika kita menilai harga diri kita ditentukan melalui produktivitas yang kita lakukan,” ujar Anders Hayden, ahli politik dari Dalhousie University di Nova Scotia.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bagaimana dampak internalisasi kapitalisme terhadap cara pandang seseorang atas dirinya.

Baca Juga: Mengenal Jenis Konflik Antarpribadi: Salah Satunya Konflik Ego

“Anda tidak lagi bisa merasakan nilai dalam diri Anda hanya untuk hidup menjadi manusia. Anda dituntut harus menjadi manusia yang melakukan sesuatu untuk bisa merasa bernilai,” sambungnya.

Proses internalisasi kapitalisme ini pun terjadi secara pada setiap orang.

Hal ini bergantung pada berbagai faktor, mulai dari ras, gender, kelas sosial atau perasaan bersalah yang muncul ketika mereka beristirahat.

Orang yang menginternalisasi kapitalisme selalu meremehkan pencapaian mereka.

Baca Juga: Mengadaptasi Karakter Namor Telah Menjadi Tujuan MCU Selama 20 Tahun? Begini Penjelasannya

Mereka cenderung mengutamakan kerja daripada kebahagiaan mereka.

Berikut ini pemahaman yang sering dirasakan oleh orang-orang yang menginternalisasi nilai kapitalisme.

“Saya seharusnya melakukan lebih banyak lagi” atau “saya seharusnya melakukannya lebih jauh lagi.

Internalisasi kapitalisme ternyata juga diikuti oleh perilaku lain yang berbahaya bagi diri sendiri, seperti menginternalisasi seksisme, rasisme, ataupun homophobia.

Baca Juga: Tes Kepribadian: Apakah Anda Penyayang? Cari Tahu Karakter Anda di Sini!

Sikap-sikap ini sangatlah berbahaya dan seringkali dilanggengkan oleh budaya, sehingga sulit untuk menyadarinya.

Perempuan yang menginternalisasi seksisme, seringkali meremehkan kemampuannya.

Orang yang menginternalisasi rasisme, percaya bahwa orang dengan kulit gelap lebih kejam dari pada orang berkulit putih.

Bukan hanya itu, orang yang menginternalisasi homophobia mungkin menolak orientasi seksual mereka.

Baca Juga: Ramalan Shio Tikus, Kerbau, dan Macan Hari Ini, 1 November 2022: Ambil Langkah Berani, Dengar Suara Hati

Ahli klinis sosial, Nikita Bank mengatakan bahwa ada banyak klien-nya yang berjuang dengan perasaan bahwa mereka hanya berkontribusi bagi lingkungan jika mereka melakukan sesuatu.

Bukan hanya itu, ia menjelaskan bahwa menginternalisasi kapitalisme juga bisa menyebabkan burnout, depresi, dan perasaan ketidakpuasan lainnya.

“Tidak pernah ada waktu di mana Anda bisa duduk tenang sembari mencium aroma mawar atau bahkan sekadar memberikan diri Anda sendiri pujian. Semua hal yang telah Anda capai tidak pernah terasa cukup,” katanya.

Itulah penjelasan mengenai dampak yang ditimbulkan akibat menginternalisasi kapitalisme.

Baca Juga: Ramalan Shio Kelinci, Naga, dan Ular pada Selasa, 1 November 2022: Mulai Perjalanan Baru, Terbuka untuk Ide

Bagaimana menurut Anda?***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: USA Today

Tags

Terkini

Terpopuler