PR TASIKMALAYA – Diketahui perilaku menyimpang dipastikan akan selalu ada dalam kehidupan bermasyarakat.
Seperti dua sisi mata uang, perilaku menyimpang tidak bisa dihindari dalam keseharian kita.
Perilaku menyimpang adalah perilaku masyarakat yang dianggap tidak sesuai dengan kebiasaan.
Batasan perilaku menyimpang ditentukan oleh norma yang berlaku di dalam kehidupan sosial.
Robert M. Z. Lawang membatasi perilaku menyimpang meliputi semua tindakan yang menyimpang dari norma dalam sistem sosial.
Satu dengan yang lainnya, perilaku menyimpang tidaklah sama. Perilaku menyimpang memiliki ciri–ciri yang berbeda.
Dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com pada buku Pengantar Sosiologi karya Elly M. Setiadi dan Usman Kolip, Paul Horton mengelompokkan enam ciri-ciri perilaku menyimpang, diantaranya :
1. Penyimpangan harus dapat didefinisikan
Perilaku tersebut benar-benar dianggap penyimpangan karena merugikan banyak orang dan menimbulkan keresahan masyarakat.
Pedomannya adalah nilai dan norma yang berlaku, sehingga jika ada tindakan yang tidak sejalan dengan nilai dan norma perilaku tersebut disebut penyimpangan.
2. Penyimpangan bisa diterima dan ditolak
Tidak semua perilaku menyimpang dianggap negatif, tetapi ada pelaku penyimpangan yang mendapat pujian.
Baca Juga: Meriahkan HUT Jakarta ke-495, Berikut Jadwal Pementasan Ondel-Ondel di Ruang Publik Ibu Kota
Contohnya adalah dalam peperangan, seorang prajurit berkhianat memihak pada musuh dianggap sebagai pemberontak, tapi bagi musuh ia adalah pahlawan karena berjasa telah membocorkan kelemahan musuhnya.
3. Penyimpangan relatif dan penyimpangan mutlak
Tidak ada manusia yang seluruhnya berperilaku lurus atau selalu menyimpang.
Patokan yang digunakan dalam mengelompokkan penyimpangan relatif dan penyimpangan mutlak adalah frekuensi penyimpangan yang dilakukan.
Jika perilaku penyimpangan masih bisa ditoleransi oleh banyak orang maka penyimpangan tersebut disebut penyimpangan relatif.
Baca Juga: Cara Menggunakan Google Maps untuk Memeriksa Kualitas Udara di Tempat Tinggal Anda
Namun, jika frekuensinya lebih besar maka tindakan yang demikian ini digolongkan sebagai penyimpangan mutlak.
4. Penyimpangan terhadap budaya nyata dan budaya ideal
Tindakan yang nyatanya jika dilihat dari budaya yang berlaku dalam struktur masyarakat tersebut dianggap konform, tetapi oleh peraturan hukum positif dianggap penyimpangan.
5. Terdapat norma-norma penghindaran dalam penyimpangan
Pola perbuatan yang dilakukan seseorang untuk memenuhi keinginannya tanpa harus menentang nilai dan norma tapi sebenarnya perbuatan itu menentang norma.
Baca Juga: Tes IQ: Susahnya Kelewatan! Seberapa Cepat Kamu Bisa Temukan Huruf N di Antara Banyak M?
Contohnya adalah dalam Islam terdapat aturan bahwa bunga dari transaksi piutang adalah riba.
Agar bunga dalam proses piutang tidak dianggap haram, maka diciptakan norma penghindaran agar perilaku tidak terjebak dalam penyimpangan norma.
Norma penghindarannya sering disebut dengan bagi hasil, bukan bunga pinjaman.
6. Penyimpangan sosial bersifat adaptif
Tindakan ini tidak menimbulkan ancaman disintegrasi sosial, justru dibutuhkan untuk memelihara integrasi sosial.
Misalnya gerakan people power di Filipina yang menggulingkan pemerintah rezim Ferdinand Marcos pimpinan Corazon Aquino.
Berikut adalah ciri dari penyimpangan yang kerap terjadi di sekitar kita. Jadilah masyarakat yang bijaksana dalam menyikapi sebuah penyimpangan ya!.***