Deddy Corbuzier Singgung Konspirasi Corona, Ridwan Kamil: Katakanlah Iya, Tapi Penyakitnya Sudah Ada

- 15 September 2020, 20:45 WIB
Tangkapan Layar Poadcast Deddy Corbuzier bersama Ridwan Kamil.*
Tangkapan Layar Poadcast Deddy Corbuzier bersama Ridwan Kamil.* //Youtube Deddy Corbuzier

Adapun dua kali penyuntikan yang dilakukan dengan alasan kebutuhan dosis tersebut hanya beresiko ringan seperti vaksin-vaksin pada umumnya.

Uji coba vaksin yang dilakukan di Bandung merupakan uji coba terakhir dari serangkaian prosedur eksperimen vaksin sebagaimana anjuran WHO yaitu di negara konsumen dengan jumlah relawan di atas 1000 orang.

Baca Juga: Sempat Tak Sepaham dengan Anies Soal PSBB, Jokowi Perintahkan Luhut untuk Awasi DKI Jakarta

Membahas tentang Covid-19 pada podcast tersebut, Deddy Corbuzier juga menyinggung tentang kemungkinan bahwa Covid-19 ini merupakan konspirasi.

“Katakanlah betul konpirasi, katakanlah ini benar-benar bisnis. Tapi kan virus dan penyakitnya sudah ada. Jadi jangan bicara sebab lagi. Sekarang akibat yang timbul ini cara menyelesaikannya gimana. Saya lebih baik, energi saya fokus nyari solusi dari sebuah akibat," tuturnya.

Selanjutnya, Ridwan Kamil juga mengaku dalam menghadapi dan mengatasi pandemi Covid-19 ini ia seringkali menemukan keputusan-keputusan yang menjadi kontroversi di masyarakat.

Baca Juga: Jadi Variety Show Musik Pertama secara Virtual, Stay-At-Home Chorus” Gaet Member Suju hingga Winner

“Dulu orang mengira bahwa Covid itu hanya urusan kesehatan, tapi ternyata menjadi urusan darurat ekonomi. Karena solusinya harus menjauhkan interaksi. Kalau demam berdarah kan diselesaikan saja secara urusan kesehatan, gak ada dampak ekonomi. Tapi karena Covid solusinya adalah menjauhkan interaksi sehingga menghentikan pertemuan orang, menghentikan pergerakan orang maka ekonomi terdampak,” kata Ridwan Kamil.

Ia juga menjelaskan bahwa kejadian konkrit dan realitas yang terjadi di Jawa Barat sebagai dampak adanya pandemi Covid-19 ini adalah meningkatkan angka masyarakat yang membutuhkan bantuan secara sosial yang pada awalnya sekitar 25 persen kini menjadi 83 persen.

Ia pun mengungkapkan bahwa Covid-19 ini merupakan permasalahan baru yang menjadi ujian kepemimpinan.

Halaman:

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: YouTube Sobat Dosen


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x