PR TASIKMALAYA - Para eksekutif Walt Disney Studio kini tengah merayakan perilisan film Mulan di layanan streaming Disney.
Tontonan live-action senilai US$200 juta itu proses pembuatannya memakan waktu hampir lima tahun. Para kritikus pun memuji suasana dan adegan pertempuran dalam film.
Namun, meski menuai pujian, film Mulan ternyata mendapat kritik tajam dan berkahir kontroversi. Disney dianggap lebih memilih aktris kulit putih sebagai pemeran utamanya.
Baca Juga: Fahri Hamzah: Pak Anies dan Pak Jokowi, Mengapa Kalian Tak Bersatu Selamatkan Ibukota?
Hingga akhirnya kini 'Mulan' terancam diboikot dan tak tayang di Tiongkok usai aktris utamanya, Liu Yifei menyatakan dukungan terhadap polisi Hong Kong.
“Dari banyak sisi, film ini adalah surat cinta untuk Tiongkok," kata sutradara film Nicki Caro.
Tetapi dalam menit kesembilan dari sepuluh menit kredit film yang muncul sesuatu yang memicu gerakan boikot baru oleh para aktivis terhadap Disney.
Baca Juga: Siap-siap Dihukum! Polri akan Tindak Tegas Pelanggar Protokol Kesehatan
Disney menyatakan terimakasih kepada delapan kesatuan pemerintah di Xinjiang, sebuah wilayah di Tiongkok tempat muslim Uighur ditahan di kamp pengasingan massal.
Para aktivis segera mengeluarkan kampanye #BoycottMulan yang menjadikan Disney sebagai contoh terbaru dari perusahaan global yang tersandung ketika Amerika dan Tiongkok semakin bentrok atas hak asasi manusia, perdagangan dan keamanan, bahkan ketika ekonomi mereka tetap terjalin.