"Saya tersentuh dengan cerita bahwa Dae-sik keluar untuk menyelamatkan para sandera. Saya juga terpikat oleh karakter yang trauma karena harus membiarkan para sandera mati di masa lalu, juga mengatasi kenyataan untuk tidak melakukan kesalahan yang sama lagi," kata Hyun Bin.
Saat ditanya mengenai kehidupannya setelah menikah dan dikaruniai seorang anak laki-laki, Hyun Bin mengatakan bahwa kehidupan dan prioritasnya tidak banyak berubah.
"Saya syuting The Point Men sebelum putra saya lahir, jadi saya tidak merasakan banyak perbedaan sebelum dan sesudah menjadi seorang ayah.
"Tentu saja, saya merasa lebih bertanggung jawab sekarang karena saya kepala keluarga. Saya ingin terus bekerja keras agar bisa menjadi ayah yang membanggakan," tutur Hyun Bin.
Film The Point Men diangkat dari kisah nyata, yakni berdasarkan peristiwa penyanderaan yang dilakukan oleh kelompok Taliban terhadap 23 misionaris Korea Selatan pada tahun 2007 di Afghanistan.
Dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Korean Herald, Sutradara Yim Soon-rye mengatakan bahwa meskipun kejadian sebenarnya di Afghanistan, akan tetapi dia memilih Yordania sebagai lokasi syuting.
"Saya fokus menggambarkan ketegangan alur cerita dan antar karakter, sehingga lokasinya harus tepat. Kami syuting di gurun pasir di bawah terik matahari, di daerah kumuh dimana pembunuhan sebenarnya terjadi dan bahkan (kami) membawa pesawat terbang untuk syuting," kata Yim.
Yim juga mengatakan bahwa semuanya terbayar saat pesan yang ingin disampaikan dalam film sesuai dengan keinginan penonton.
Baca Juga: BMKG Beri Peringatan Warga Sekitar Pantai: Waspada Gelombang Tinggi hingga 4 Meter