Kisah Nyata Sarah Chapman yang Ada dalam Film Enola Holmes 2, Awas Spoiler!

- 6 November 2022, 19:47 WIB
Enola Holmes bertemu dengan seorang gadis kecil yang bekerja di pabrik korek api yang kehilangan kakaknya, Sarah Chapman.
Enola Holmes bertemu dengan seorang gadis kecil yang bekerja di pabrik korek api yang kehilangan kakaknya, Sarah Chapman. /tangkapan layar YouTube NETFLIX

PR TASIKMALAYA - Sekuel kedua yang tayang sejak 4 November 2022 menampilkan Enola Holmes (Millie Bobby Brown) yang menangani kasus pertamanya di agen detektif yang ia dirikan sendiri.

Suatu ketika, Enola Holmes bertemu dengan seorang gadis kecil yang bekerja di pabrik korek api yang kehilangan kakaknya, Sarah Chapman.

Sejak saat itu, Enola Holmes mulai mencari Sarah Chapman yang penuh dengan lika-liku di setiap langkahnya.

Menariknya, film Enola Holmes 2 ini terinspirasi dari Bryant & May Matchgirls' Strike atau aksi mogok kerja yang dilakukan oleh para buruh wanita di pabrik korek api Bryant & May yang berbasis di London pada tahun 1888.

Baca Juga: 5 Tanda Hubungan Anda dan Pasangan Tidak Berhasil, Salah Satunya Lebih Percaya pada Orang Lain

Dalam film Enola Holmes 2 itu juga diceritakan bahwa karakter Sarah Chapman merupakan pelopor aksi mogok kerja sebagai wujud protes pada pabrik yang telah menewaskan banyak buruh karena bahan baku korek api yang terbuat dari fosfor.

Kendati begitu, film yang disutradarai oleh Harry Bradbeer ini tidak sepenuhnya didasarkan pada kisah nyata.

Namun, karakter Sarah Chapman yang diperankan oleh Hannah Dodd itu rupanya didasarkan pada orang sungguhan dengan nama yang sama.

Dalam kisah nyata, Sarah Chapman merupakan karyawan lama di pabrik Bryant & May, ia pun menghasilkan banyak uang dari pekerjaannya itu.

Baca Juga: Tes IQ: Bisa Temukan Anjing di Antara Babi? Orang Jenius Bisa Mengenalinya dengan Mudah

Dilansir PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Nerdist, perlakuan buruk terhadap pekerja dan kondisi kerja yang buruk menyebabkan boikot.

Annie Besant, seorang penulis dan advokat untuk reformasi sosial, bertemu dengan para pekerja untuk mendiskusikan rasa frustrasi mereka. 

Besant menerbitkan sebuah artikel tentang pengalaman tersebut pada bulan Juni 1888. 

Hingga setelah itu, Bryant & May memecat seorang pekerja setelah penolakannya untuk menandatangani pernyataan manajemen yang menentang laporan tentang kondisi kerja yang kejam. 

Baca Juga: Tes IQ: Lihat Kadal yang Sedang Berkamuflase? Si Jenius Melihat Ilusi Optik Ini dalam 12 Detik

Sehari setelah Hari Kemerdekaan, sekitar 1.400 wanita melakukan aksi mogok kerja, termasuk Sarah Chapman. 

Keesokan harinya, Sarah Chapman berkumpul dengan dua wanita lain dan mengajukan petisi kepada Besant untuk membantu membentuk komite pemogokan.

Melalui komite ini, mereka mengadakan pertemuan dan membuat kasus mereka lebih dikenal publik, hingga mendapatkan dukungan di sepanjang jalan.

Mereka pun akhirnya mengadakan pertemuan dengan manajemen Bryant & May untuk membahas tuntutan mereka, yang kemudian dipenuhi oleh perusahaan.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: Nerdist


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x