Network
PR TASIKMALAYA - Drama Snowdrop yang tayang di JTBC belakangan ini tuai berbagai kontroversi baik secara langsung maupun di dunia maya.
Drama Snowdrop disebut melakukan distorsi sejarah, akibatnya beberapa orang Korea Selatan ramai-ramai menandatangani petisi untuk penayangannya.
JTBC selaku stasiun televisi yang menyiarkan Drama Snowdrop tampaknya tidak menyerah dan bersikeras akan tetap menayangkannya.
Pada 21 Desember, sebuah postingan berjudul “Alasan mengapa JTBC tidak akan dapat menghapus Snowdrop di salah satu komunitas online sukses menarik perhatian, dikutip PikiranRakyta-Tasikmalaya.com dari Kbizoom.com.
Penulis tersebut berpendapat bahwa JTBC dengan Snowdrop telah menandatangani kontrak streaming dengan Disney+.
Karena K-drama Snowdrop telah dirilis dengan pasar global yang ditargetkan pada saat yang sama ditayangkan di Korea, tanpa pemutaran ulang VOD atau layanan OTT lainnya selain dari siaran real-time di TV.
Berdasarkan hal tersebut, jumlah kontraknya dengan Disney+ tentunya tidak akan kecil sama sekali mengingat pasar internasional yang menjadi sasarannya.
Bahkan dikatakan kalau Drama Snowdrop telah menerima investasi ₩100 miliar atau setara Rp1,1 triliun dari perusahaan IT di China.
