Network
PR TASIKMALAYA - Publik dikejutkan dengan kabar yang datang dari pasangan Ardi Bakrie dan Nia Ramadhani.
Pasalnya, Ardi Bakrie dan Nia Ramadhani disebut-sebut ditangkap polisi karena kasus narkoba.
Setelah penangkapan Ardi Bakrie dan Nia Ramadhani, Aburizal Bakrie justru ditagih utang Lapindo.
Aburizal Bakrie yang akrab dipanggil Bakrie atau Ical ini ditagih utang oleh netizen.
Sang pengusaha dikabarkan memiliki utang kepada pemerintah terkait dua perusahaan yang dimiliki yaitu Lapindo Brantas Inc dan PT Minarak Lapindo Jaya.
Utang tersebut menyangkut dana talangan untuk membeli tanah dan bangunan warga terdampak semburan lumpur di Sidoardo, Jawa Timur.
Baca Juga: Bahagia Lagu Miliknya Diparodikan Ryeowook Super Junior, Rossa: Dia Punya Suara yang Bagus
Setelah kabar penangkapan Ardi Bakrie dan Nia Ramadhani, media sosial Aburizal Bakrie diserbu netizen.
“Pak utangnya bayar dulu, sudah Rp1 triliunan tuh,” tulis pemilik akun @ricko.stiawan dilansir PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Instagram @aburizalbakrie.id.
“Bayar utang bos,” pinta akun @samamnr.
“Bayar utang min,”ucap pemilik akun @sutrisnososro.
“Bayar utang kenapa pak,” kata akun @mehongg-.
“Bukan enggak mau bantu. Semuanya juga susah om. Bagaimana kalau om saja yang bantu sekalian bayar utang bencana Lapindo,” pinta akun @m3.muhammad0209.
Baca Juga: Mendadak Unggah Video Wawancara sang Ayah Singgung soal Lesti Kejora, Rizky Billar: Aneh Banget!
“Bayar utangnya dulu @aburizalbakrie.id, “ pinta akun @johanadr_.
“Nitip lumpur masih panas,” kata @kumis_tipis17 nada menyindir.
“Korban lumpur Lapindo bagaimana pak, kasian loh,” ucap @fikribaroya.
Untuk diketahui, Lapindo Brantas Inc dan PT Minarak Lapindo Jaya adalah perusahaan milik keluarga Bakrie.
Dilansir PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Antara, Lapindo Brantas Inc dan PT Minarak Lapindo Jaya masih memiliki utang kepada pemerintah terkait dana talangan untuk membeli tanah dan bangunan warga terdampak semburan lumpur di Sidoardo, Jawa Timur.
Total utang Aburizal Bakrie dari Lapindo Brantas Inc dan PT Minarak Lapindo Jaya kepada pemerintah mencapai Rp1,91 triliun.
Rincian utang Rp1,91 triliun tersebut diantaranya, pokok utang Rp773,38 miliar, bunga Rp163,95 miliar dan denda Rp981,42 miliar.
Hal ini berdasarkan audit yang dilakukan Badan Pemeriksa Keungan (BPK) pada tahun 2019 lalu. ***
