Mengunjungi Ka'bah di Metaverse Bukan Ibadah Haji yang Nyata

11 Februari 2022, 16:47 WIB
Ibadah haji dengan mengunjungi Ka'bah lewat metaverse tidak sah. /Pixabay/Konevi

PR TASIKMALAYA - Tengah menjadi perbincangan untuk mengunjungi Ka'bah lewat metaverse.

Direktorat urusan agama di Turki mengatakan bahwa mengunjungi ibadah haji lewat metaverse menjadi kunjungan haji yang tidak akan pernah dianggap.

Bahkan kepresidenan urusan agama Turki (Diyanet) pun menyatakan bahwa mengunjungi Ka'bah di metaverse tidak akan dianggap sebagai 'haji sejati'.

Setelah diskusi yang dilakukan selama sebulan, Diyanet menyimpulkan bahwa kunjungan metaverse Ka'bah tidak akan dihitung sebagai ibadah yang nyata.

Baca Juga: Simon Crafar Sebut 6 Hal yang Perlu Diperhatikan Terkait Sirkuit Mandalika, Salah Satunya Perangkap Kerikil

Dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Trt World, Remzi Bircan yang menjadi Direktur Departemen Layanan Haji dan Umrah memberikan komentar.

"Ini (haji di metaverse) tidak dapat terjadi," ujarnya.

"Orang-orang percaya dapat berkunjung ke Ka'bah di metaverse, tetapi itu tidak akan pernah dianggap sebagai ibadah yang nyata," sambungnya.

Menurut Remzi Bircan bahwa haji itu harus dan akan dipraktekan dengan pergi ke kota suci dalam kehidupan nyata.

Baca Juga: Token ASIX Anang Hermansyah Ditegur Bappebti, Ashanty: Sedang Dalam Proses Pendaftaran

Versi metaverse Ka'bah menjadi kontroversial di kalangan Umat Islam di seluruh dunia setelah acara 'Virtual Black Stone Intiative' Arab Saudi pada Desember 2021.

Negara ini membawa tempat tersuci Islam ke metaverse, memungkinkan umat Islam untuk hampir melihat batu yang dihormati secara agama yang disebut Hajar Aswad atau Batu Hitam di kota Mekah dari rumah mereka.

"Inisiatif ini memungkinkan umat Islam untuk mengalami Hajar Aswad sebelum ziarah ke Mekah," ujar pejabat Saudi dalam sebuah pernyataan saat mengumumkan inisiatif tersebut.

Remzi Bircan membandingkan inisiatif tersebut dengan tampilan virtual reality (VR) dari Museum Arkeologi di Istanbul.

Baca Juga: Tanggapi Pernyataan Puan Maharani, Hersubeno Arief Sebut Jadi 'Pukulan Ringan' untuk Ganjar Pranowo

"Seperti berkeliling museum dengan kacamata VR, orang Saudi memulai program perjalanan virtual ini untuk mempromosikan Ka,bah," ujar Remzi Bircan.

Proyek ini dibentuk oleh Badan Urusan Pameran dan Museum Arab Saudi, bekerja sama dengan Universitas Umm al Qura.

Pendiri proyek ini adalah Haramain, yang dapat diterima sebagai "dua tempat suci", mengacu pada Mekah dan Madinah dan khususnya dua masjid suci di kota-kota itu.***

Editor: Al Makruf Yoga Pratama

Sumber: TRT World

Tags

Terkini

Terpopuler