Saluran Irigasi Tidak Lancar, Produktivitas Panen Petani Ciwangsa Tak Maksimal

- 17 Juni 2020, 14:40 WIB
Petani di Tasikmalaya tengah memanen lahan pertanian padi.*
Petani di Tasikmalaya tengah memanen lahan pertanian padi.* //KP/ ARIS MF

PR TASIKMALAYA - Hasrat sebagian besar petani di wilayah Kecamatan Kawalu untuk bisa melakukan panen padi sebanyak dua kali dalam setahun belum bisa kesampaian.

Persoalan terbesarnya terletak pada pasokan air yang disalurkan dari irigasi Cikunteun tidak sampai ke petani di sejumlah kelurahan.

Keinginan petani di Kelurahan Tanjung, Talagasari, Kersamenak dan lainnya untuk panen minimal dua kali setahun baru sebatas mimpi.

Baca Juga: Break Syuting, Para Pemain Preman Pensiun 4 Bangun Taman Bermain Anak di Garut

"Saat ini baru bisa panen 3 kali dalam dua tahun. Idealnya kami memimpikan bisa panen 2 kali dalam setahun," ujar Ajat Sudrajat petani di Kampung Ciwangsa, Kelurahan Tanjung.

Sebenarnya saluran air menuju wilayah tersebut ada, cuma pola pengaturannya dalam tiga tahun terakhir ini tidak jelas. Tiga tahun lalu, kata Ajat terdapat petugas dari BPSDA yang mengaturnya, tetapi saat ini suda pensiun.

Baca Juga: Terlibat Kasus Pencabulan Anak, Buronan FBI Kasus Penipuan Investasi Ditangkap di Jakarta Selatan

"Sempat ada penerusnya, tapi sudah meninggal. Karena belum ada penggantinya, jadinya tidak terurus. Saat ada yang mengurus, minimal pasokan air lancar 5 hari sekali. Tetapi saat ini mah sudah gak jelas," tambah Ajat.

Alhasil petani setempat berharap agar BPSDA turun tangan untuk membenahi pengaturan di saluran air tersebut.

Pasokan air untuk pertanian padi bagi mereka sangat dinantikan. Pasalnya menanam palawija seperti yang dilakukan saat ini dirasa belm menjanjikan.

Baca Juga: Penyanyi Kang Daniel Bakal Isi Soundtrack Drama Backstreet Rookie

"Kalau menanam padi tentu kebutuhan pangan keluarga lumayan terjamin, ketimbang nanam ubi, kacang tanah atau palawija lain," ujar Sabarudin, petani lainnya.

Untuk komoditas ubi cilembu yang saat ini ditanam, kata Sabarudin diterima oleh bandar hanya 4-6 ribu per kilogram. Dengan harga segitu, ia mersa sulit untuk membeli kebutuhan pokok seperti beras.

"Akses pasar terbatas, jadinya nanam palawija untuk ngisi waktu saja," kata Sabarudin.

Baca Juga: Picu Terkikisnya Perdamaian Bumi, Peningkatan Senjata Nuklir 6 Negara Besar Lebih Bahayakan Dunia

Sementara itu Petugas Penyuluh Lapangan Badan Penyuluh Pertanian (BPP) wilayah Binaan Kelurahan Tanjung, Yana membenarkan jika aliran air menuju Kelurahan Tanjung dan sekitarnya sangat minim.

Sudah bisa panen dua kali dalam setahun itu sudah istimewa. Makanya, program Masa Tamam 2 April-September yang digulirkan pemerintah pun akan sangat tergantung pada pasokan air.

"Kalau saluran air lancar, insaaloh bisa panen bulan September nanti," kata Yana.***

Editor: Tyas Siti Gantina


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x