Kebijakan Minyak Goreng 'Satu Harga' Dinilai Pakar Ekonomi Kurang Tepat Sasaran, Kenapa?

- 20 Januari 2022, 16:54 WIB
Seorang pakar ekonomi memberikan tanggapann ya terkait dengan kebijakan minyak goreng yang saat ini banyak diperbincangkan.
Seorang pakar ekonomi memberikan tanggapann ya terkait dengan kebijakan minyak goreng yang saat ini banyak diperbincangkan. //Freepic.com/user3802032

PR TASIKMALAYA - Baru-baru ini, publik menyoroti kebijakan minyak goreng menjadi satu harga sejak Rabu, 19 Januari 2022.

Kebijakan minyak goreng satu harga itu merupakan upaya lanjutan pemerintah untuk menjamin kebutuhan pangan dengan harga terjangkau.

Pasalnya, kini kebijakan pemerintah itu menyatakan bahwa minyak goreng dibanderol seharga 14.000 Rupiah per liter.

Alhasil, kebijakan minyak goreng ini juga disoroti oleh Pengamat Ekonomi Institute For Development of Economics and Finance (Indef) bernama Dzulfian Syafrian.

Baca Juga: Pangeran William Abaikan Pertanyaan Wartawan Tentang Pangeran Andrew

Pakar tersebut menilai terkait kebijakan pemerintah tersebut perlu diikuti produktivitas industri minyak goreng nasional.

Hal ini menurutnya untuk menjamin pasokan minyak goreng di dalam negeri pasca kebijakan tersebut.

"Kebijakan temporer ini mesti diikuti oleh kebijakan struktural," kata Dzulfian yang dikutip oleh PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari ANTARA, pada Kamis, 20 Januari 2022.

Baca Juga: Konstruksi Perkara yang Jerat Bupati Langkat, KPK: Saudara Kandung dari Tersangka

Halaman:

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x