Mereka juga sering bertindak impulsif. Hal inilah yang membuat perilaku mereka yang tidak stabil dan agresif.
Lalu apa yang menyebabkan seseorang menjadi psikopat dari perspektif biologi?
Sebagian ilmuwan percaya bahwa jawaban terkait pertanyaan ini bukan terletak di lingkungan eksternal, tapi lingkungan internal.
Clara Moskowitz dari LiveScience mengungkapkan bahwa pemindai otak pada orang psikopat menemukan sistem paralimbic, pusat otak untuk memproses emosi mengalami gangguan.
Diungkapkan juga bahwa volume bagian ini, pada mereka yang psikopat itu berkurang.
Kemudian pada bagian area amigdala, otak seorang psikopat diketahui mengalami sedikit aktivitas.
Amigdala sendiri memiliki fungsi untuk merespon ancaman, sehingga seseorang bisa mengalami rasa takut, dan akhirnya memutuskan untuk menghadapinya atau melarikan diri.
Karena aktivasi dari amigdala mengalami penurunan, hal ini yang membuat seorang psikopat kurang sensitif terhadap rasa takut, dan kebal terhadap emosi atau rasa bersalah.