Network
Sementara bagi mereka yang dapat melihat kedua hewan tersebut, dikatakan bahwa orang-orang ini memiliki kreativitas yang lebih tinggi daripada kebanyakan orang.
Ilusi optik kelinci-bebek dapat ditelusuri kembali ke Oktober 1892 ketika diterbitkan dalam edisi Fliegende Blätter, sebuah majalah Jerman, dengan judul "Hewan apa yang paling mirip satu sama lain?".
Ini juga telah digunakan oleh psikolog Amerika Joseph Jastrow pada tahun 1899 yang percaya bahwa pemrosesan mental gambar adalah pusat interpretasi dunia.
Dia menggunakan ilusi untuk menunjukkan bahwa apa yang dilihat orang juga bergantung pada keadaan emosi dan lingkungan mereka.
Penelitian Joseph Jastrow didasarkan pada seberapa cepat hewan kedua dalam gambar dapat dilihat, dan seberapa cepat peserta dapat mengubah persepsi mereka tentang gambar untuk beralih antara bebek dan kelinci.
Baca Juga: Denise Chariesta Tanya Polda Metro Jaya Terkait Cyber yang Dimiliki oleh Medina Zein
Setelah digunakan oleh Joseph Jastrow, sketsa itu dibuat terkenal oleh Ludwig Wittgenstein yang memasukkannya ke dalam investigasi filosofisnya untuk menggambarkan berbagai cara melihat.
Ilusi itu kemudian digunakan dalam sebuah studi 2011 yang diterbitkan dalam British Journal of Psychology yang menilai kemampuan kreatif peserta, dan kemudahan di mana mereka dapat memahami interpretasi alternatif dari sosok kelinci-bebek.
Para peneliti meminta peserta untuk mempertimbangkan benda-benda sehari-hari dan mendaftar sebanyak mungkin kegunaannya dalam dua menit.
